"Swiss memiliki sejarah panjang dalam mencoba mengekang migrasi melalui pelarangan praktik keagamaan," tulis Rabbi Pinchas Goldschmidt, presiden Konferensi Rabi Eropa dan penduduk asli Zurich, dalam pernyataan terpisah.
Pada tahun 1892, larangan Swiss terhadap pembantaian halal, yang masih berlaku sampai sekarang, "dirancang untuk menghentikan migrasi Yahudi dari Rusia,” tambahnya.
Pihaknya juga merasa khawatir jika pelarangan tersebut pada akhirnya akan melemahkan seseorang dalam menjalankan keyakinannya.
"Kami khawatir serangan terhadap kebebasan beragama ini semakin melemahkan kemampuan untuk menjalankan keyakinan seseorang, kebebasan dasar dan hak asasi manusia yang merupakan fundamental bagi demokrasi liberal," tulis Goldschmidt.
Baca Juga: Junta Myanmar Menghapus Pemberontak Rakhine dari Daftar Teroris
Dia juga menyebutkan bahwa pelarangan tersebut merupakan hal yang sangat "ironis" karena datang pada saat kebanyakan orang menutupi wajah mereka secara teratur untuk menghindari penyebaran virus corona.
Referendum tidak menyebut Islam, dan para pendukungnya mengatakan itu juga berlaku untuk para perusuh. Mereka juga menyebutkan bahwa Prancis, Belgia, dan Austria juga memiliki larangan serupa.***