Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat Yang Viral Menjadi Perhatian Publik

- 28 Juli 2022, 11:02 WIB
Fenomena Citayem Fashion Week.
Fenomena Citayem Fashion Week. /@pstore_jakarta tiktok

PRIANGANTIMURNEWS - Banyak yang menilai kehadiran CFW itu tak memberikan manfaat bagi kalangan kawula muda.

Salah satunya Jaringan Muslim Madani (JMM) mengkritik keras kehadiran CFW. Pasalnya kehadiran CFW itu diduga sudah menjadi ajang promosi para kelompok LGBT.

“Sekarang jadi tidak karuan, kami melihat ini sudah kebanyakan mudharatnya sudah mulai jadi ajang kebablasan berekspresi termasuk jadi ajang unjuk diri LGBT,” kata Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal kepada pojoksatu.

Baca Juga: Kaget! Istri Irjen Ferdy Sambo Sesalkan Pemakaman Ulang Brigadir J, Kenapa?

Kita semua punya nafsu untuk dilihat, tapi dalam beberapa hal, anak-anak masa kini lebih merasa perlu untuk dilihat. Demi yang namanya eksistensi, semua harus dilakukan.

Tidak lagi ada norma, etika, apalagi rasa malu. Hilang sudah semua, demi likes, followers, subscribers, shares, reach dan rating, mereka sanggup berbuat apapun.

Yang dipikirkan hanya sekarang dan instan, bagaimana jadi terkenal dan populer, sebab setelah populer, berdatangan hal lain yang diimpikan berupa dunia dan isinya.

Tapi apa yang dikorbankan itu justru yang menjadikanmu manusia. Tahu diri, rasa malu, etika, kepantasan, kelayakan, tata krama, berbudaya, terdidik, apapun namanya.

Baca Juga: Gunung Raung Kembali Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung Setinggi 1500 Meter dari Atas Puncak

Lihat program-program aplikasi masa kini, merangsang anak-anak muda lelaki dan wanita, beradu goyang paling janggal, berkompetisi mimik muka paling aneh.

Generasi yang lebih mementingkan eksistensi daripada isi, mati-matian latihan 99 transisi yang lagi trending dibandingkan menyiapkan bekal hidup dan mati.

Di awal 2015, waktu itu ketika trending selfie yang berlebihan, saya sudah mengingatkan tentang hal ini, ujub-riya-takabur, namun disalahartikan banwa saya mengharamkan selfie.

Dulu gambar tak bergerak, sekarang gambar bergerak, isinya sama, pamer eksistensi, narsisisme. Bukan aplikasinya yang salah, niat kita yang harus diperhatikan.

Baca Juga: Kopda M Yang Diduga Otak Penembakan Istrinya Ternyata Pengelola Judi Togel

Menulis ini pun bisa karena eksistensi, menulis ini pun bisa karena ujub-riya-takabur, karenanya tulisan ini bukan untuk menyerang, tapi untuk introspeksi

Tapi yang pasti, perempuan yang sekarang kecanduan tik-tok, musically atau aplikasi semisalnya, sebenarnya sedang menggerus kemuliaan dan kehormatan dirinya sendiri.

Entah yang lain, kalau saya, pasti takkan memilih Muslimah yang seperti itu. Tak bisa bayangkan, bila sudah punya cucu, cucunya bilang "gile nenek gue, eksis banget!".

Baca Juga: 56 Kendaraan ACT Dititipkan Sebagai Barang Bukti Kasus Penyelewengan Dana

Sekali lagi, bukan aplikasinya yang bermasalah, coba telisik niat kita. Bukan selfienya, bukan musiknya, tapi tingkah lakunya yang sudah tak punya malu itu.

Saran saya, mengapa tak kita manfaatkan saja zaman video ini dengan mengisi konten dakwah? Siapa tahu jadi wasilah hidayah bagi manusia, tetap ngetrend dan ngaji.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: instagram @Khaerunnisa Assidirafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah