Kondisi Iklim di Yogyakarta Semakin Memburuk, BMKG: Waspada Bencana Akibat Cuaca Ekstrem Meningkat

- 28 Februari 2023, 11:08 WIB
Potret kondisi kawasan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, tengah tergenang oleh air akibat aliran sungai yang meluap.
Potret kondisi kawasan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, tengah tergenang oleh air akibat aliran sungai yang meluap. /ANTARA/


PRIANGANTIMURNEWS - Kondisi iklim di Yogyakarta semakin memburu. BMKG menyampaikan peringatan potensi cuaca ekstrem yang akan berpeluang sebabkan bencana hidrometeorologi.

Warjono, Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta meminta masyarakat untuk mulai waspada pada kondisi iklim yang memburuk tersebut.

Pihaknya menyampaikan bahwa cuaca ekstrem akan menerjang banyak wilayah di Indonesia. Terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan terjadi selama tiga hari.

Baca Juga: Pemukim Israel Mengamuk! Bakar Rumah dan Tembak Satu Warga Palestina Relawan Gempa Turki

Yaitu terhitung mulai tanggal 28 Februari hingga 2 Maret 2023, berupa hujan lebat yang dapat disertai dengan sambaran petir atau kilat dan angin kencang.

"Mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem," imbau Warjono.

"Berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung," ujarnya

Pemicu dari kondisi iklim yang semakin memburuk di Yogyakarta disebabkan oleh pusat tekanan rendah di wilayah utara Australia.

Baca Juga: Kenapa Jadi Mualaf Semua Dosanya Terhapus? Ini Penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat.

Membentuk konvergensi atau pola pertemuan angin yang diketahui memanjang mulai dari pesisir selatan Pulau Jawa, Pulau Bali, sampai Pulau Nusa Tenggara Barat (NTB).

Perubahan kondisi iklim tersebut dapat dirasakan pula di sepanjang garis angin tersebut, selain di Yogyakarta.

Umumnya dirasakan angin berhembus dengan kencang beberapa hari kedepan, lebih lanjutnya hujan deras dan petir adalah fenomena lanjutannya.

Pihaknya menyampaikan bahwa vertikal kelembapan cukup tinggi yang dibawa oleh udara tersebut capai angka lebih dari 70 persen dengan labilitas lokal di siang hari.

Baca Juga: Gempa Turki Belum Berakhir, Guncangan Terjadi Lagi, Satu Warga Meninggal dan 110 Terluka

Itu artinya, berpotensi kuat muncul di siang hari dan menjadi kontribusi dari terbentuknya awan hujan saat itu di semua wilayah tersebut, terutama di Yogyakarta.

"Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode tiga hari ke depan," katanya

Warjono mengungkapkan bahwa Selasa, pada 28 Februari 2023. Cuaca ekstrem akan benar-benar berpotensi terjadi daerah-daerah DIY.

Seperti di Kota Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo, Sleman, dan Gunungkidul di bagian selatan.

Baca Juga: Mahasiswa KKNT UNIK Cipasung Mengenal Proses Kerajinan Piring Lidi di Desa Kubangsari, Cikalong

Serta akan terus berlanjut hingga tanggal 1 Maret 2023 yang akan terjadi di Kulon Progo bagian Utara, Sleman, Bantul bagian Utara, Gunungkidul.

Berikutnya pada 1 Maret 2023 terjadi di Sleman, Bantul di bagian Utara, Kulon Progo di bagian Utara, dan seluruh Gunungkidul.

Sementara pada 2 Maret 2023 akan terjadi kembali di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo di bagian Utara, dan Gunungkidul di bagian Utara.

Oleh karena itu, pihak BMKG mengimbau masyarakat Yogyakarta untuk waspada terhadap segala kemungkinan kondisi terburuk dari dampak cuaca ekstrem yang akan menerjang.

Baca Juga: Jadwal sholat, Selasa, 28 Februari, wilayah Karanganyar sekitarnya, lengkap dengan bacaan do'a pendek

Terutama banjir, banjir bandang, sambaran petir, pohon roboh, angin kencang dan puting beliung yang berpeluang akan menerjang kawasan tersebut.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x