PRIANGANTIMURNEWS- 30 September merupakan sejarah kelam berdarah bagi 7 Jenderal di Indonesia.
30 September telah dicatat sebagai pristiwa sejarah pemberontakan G30S PKI.
G30S PKI adalah peristiwa yang sangat memilukan bagi ke 7 Jenderal dan keluarganya. G30S PKI disebut sebagai penghianatan bangsa.
Baca Juga: Otomatis Masuk Galeri, Ini Cara Download Video YouTube MP4
Hingga kini peristiwa kelam G30S PKI masih terngiang di telinga rakyat Indonesia. Apalagi jika melihat tayangan film G30S PKI mengingatkan kita harus selalu waspada.
Meski sempat beberapa tahun silam film tayangan G30S PKI dilarang oleh sekelompok orang untuk diputar seolah harus melupakan peristiwa berdarah.
Berkat kegigihan perjuangan anak dan bapak bangsa di era kepemimpinan Presiden Soekarno dan Presiden ke ll Seharto pemberontakan G30S PKI berhasil diungkap.
Baca Juga: Manuel Perez Cascallana Sebut Persib Bandung vs Persija Jakarta Seperti El Clasico, Simak Faktanya!
Peristiwa di balik pemberontakan G30S PKI juga menimbulkan salah presepsi terhadap Presiden ke 2 Soeharto yang kini telah wafat dan banyak meninggalkan kenangan bagi rakyat Indonesia.
"Banyak yang salah mengira jika jabatan Pangkostrad di era 60an adalah jabatan mentereng dan strategis," dikutip PRIANGANTIMURNEWS.com dari Instagram @infokomando.official Rabu 28 September 2022.
Perlu diketahui, jabatan Pangkostrad era 60an dengan era sekarang berbeda jauh.
Baca Juga: Cara Download Video YouTube MP4 dengan Y2Mate, Langsung Disimpan ke Galeri
Di era 60an, jabatan Pangkostrad hanyalah jabatan biasa. Tidak punya pasukan apalagi Alutsista.
Semua pasukan yang dikendalikan oleh Pangkostrad kala itu adalah pasukan yang "dipinjam" dari Kodam.
Tidak heran bila saat itu PKI memandang Soeharto bukanlah ancaman sehingga tidak dibidik.
Berbeda dengan Pangkostrad jaman sekarang. Setelah mengalami perubahan organisasi.
Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Rizky Febian Tidak Temani Ziva Magnolya Nyani Duet Lagu Terlukis Indah
Pangkostrad jaman sekarang dilengkapi Alutsista dan memiliki pasukan siap tempur yang dapat dimobilisasi kapanpun dibutuhkan.
Poin inilah yang jarang diketahui publik. Sehingga muncul argumen "Kenapa saat PKI memberontak Soeharto tidak mengirin pasukan untuk mencegah? padahal dia Pangkostrad saat itu. Atau jangan-jangan...?".
Argumen di atas sering kita jumpai dan dilontarkan oleh orang-orang yang kurang memahami organisasi TNI kala itu.***