Arrigo Sacchi Sebagai Teladan untuk Sadar Diri dan Niat Belajar Demi Kesuksesan

- 3 Mei 2022, 18:12 WIB
Ilustrasi Arrigo Sacchi./Instagram @arrigo_sacchi_____
Ilustrasi Arrigo Sacchi./Instagram @arrigo_sacchi_____ /

PRIANGANTIMURNEWS- Bapak tua di balik kesuksesan AC Milan di era 80an akhir sampai 90an awal.

Yang ternyata kunci kesuksesannya adalah tidak berhenti belajar dan tau diri. Rispekkk

Selama ini, umumnya kita tau ada 2 tipe pelatih sepak bola. Mereka yang dulu gagal waktu jadi pemain tapi sukses pas melatih, dan mereka yang dulunya sukses pas main, tapi tergolong gagal pas melatih.

Meski begitu, kadang kita juga nemu yang sukses pas main dan sukses waktu melatih, walau persentasenya sedikit.

Tapi, pernah tau ngga, pelatih yang gak pernah main jadi profesional, namun sukses pas melatih? Ini golongan yang lebih jarang lagi. Apabila bicara soal tipe ini, tentu yang melekat adalah sosok Arrigo Sacchi.

Baca Juga: Inilah Tradisi Unik Perayaan Idul Fitri dari Berbagai Negara, Bagi Orang Indonesia Nomor 2 Terkesan Aneh

Arrigo Sacchi dinobatkan sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah sepak bola, apalagi pas menangani AC Milan pada periode 1987-1991.

Arrigo Sacchi mampu memberikan 8 trofi, dan membentuk sebuah tim dengan kredibilitas tinggi pada masanya. Hebatnya, Arrigo Sacchi melakukan itu tanpa pengalaman berarti jadi pemain profesional.

Justru, dalam kariernya sebagai pelatih, Arrigo Sacchi dihadapkan dengan banyak keraguan, terutama waktu ditunjuk jadi alenatore "I Rossoneri". Pasalnya, Arrigo Sacchi lebih sering melatih tim kasta bawah Italia.

Sebelum mulai karier melatih pada 1973 silam, Arrigo Sacchi dulunya kerja kantoran. Dia jadi sales sepatu di perusahaan milik ayahnya.

Baca Juga: Gak Perlu Nervous! Inilah Tips Bertemu Calon Mertua Saat Lebaran

Dia emang sempet jadi pemain, tapi di klub amatir bernama Fusignano, buat ngisi akhir pekannya usai bekerja.

Ibaratnya main bola itu sebatas hobi aja, nyalurin minatnya yang dari kecil suka Timnas Belanda dan Real Madrid. Sampai pada usia 27 tahun, Arrigo Sacchi dihadapkan dua pilihan.

Waktu itu ia dipromosikan ayahnya jadi direktur di perusahaan, tapi juga ditawari
melatih tim lokal bernama Baracca Lugo. Di sinilah intuisinya bermain.

Meski gagal jadi pemain, Arrigo Sacchi ternyata cukup penasaran nyoba jalan karir jadi pelatih. Dia pun melatih Baracca Lugo sambil bekerja selaku direktur di perusahaan ayahnya.

Meski fokusnya terbelah, Arrigo Sacchi ternyata bisa melatih dengan baik. Sekitar 5 tahun berselang, ia dapat tawaran dari Cesena, klub yang cukup beken, buat ngelatih tim junior.

Baca Juga: 3 Alasan Striker Seperti Karim Benzema Terancam Punah!

Arrigo Sacchi akhirnya membulatkan tekad buat keluar dari zona nyaman dan gaji tinggi sebagai direktur untuk jadi pelatih profesional. Keputusan sulit itu ia barengi dengan niat super serius buat belajar ilmu taktik.

Pertaruhan itu tentu gak mudah buat Arrigo Sacchi. Butuh 9 tahun lamanya bagi dia melatih tim junior atau kasta bawah Italia, sebelum mendapat kepercayaan Milan buat mempekerjakannya.

Bahkan, pas tiba di Milan pada 1987 lalu, banyak media dan fans masih nganggap dia sepele. CV Sacchi dianggap gak bagus, apalagi fakta dia dulu bukan pemain pro.

Arrigo Sacchi menepis keraguan itu cuma dengan satu kalimat legendaris: "Saya gak pernah paham bahwa ternyata buat jadi seorang joki, anda mesti jadi kuda dulu." Meski dulu bukan pemain, Arrigoo Sacchi tidak sejelek itu.

Baca Juga: Rumor Transfer Real Madrid : Casemiro akan Digantikan dua Gelandang ini

Buktinya, Sacchi bisa bawa Milan juara 8 gelar, termasuk 2 titel Liga Champions dan 1 Serie A.

Arrigo Sacchi juga merevolusi sepak bola via formula taktik 4-4-2 dengan kombinasi defense kuat ala catenaccio dan pola main fluid nan bertenaga ala Total Football.

Pembuktian Arrigo Sacchi di Milan bikin kredibilitasnya naik sejak itu, bahkan ia sempet ngelatih Timnas Italia.

Hal yang patut dipelajari dari Arrigo Sacchi adalah komitmen dan kemauan tingginya untuk mendalami bidang yang ia tekuni.

Arrigo Sacchi sadar ia tidak cukup bagus jadi pemain, tapi mau berproses buat jadi pelatih sukses.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @podcastretropus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah