Kembali ke Argentina. Menurut pihak berwenang di Argentina, suporter Gimnasia berusaha memaksa masuk ke stadion yang saat itu keadaannya penuh.
Polisi telah menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa mereka mundur.
Para pemain terlihat menutupi wajahnya dan para suporter sepak bola lainnya memasuki lapangan saat mereka mencoba membebaskan diri dari gas air mata yang ditembakkan oleh Polisi.
Baca Juga: FAKTA BARU TERUNGKAP! Mantan Kapolres Malang Mengaku Beri Intruksi Khusus ke Aparat di Kanjuruhan!
“Putra saya yang berusia dua tahun tidak bisa bernapas. Kami merasa putus asa dan khawatir tentang semua orang di tribun," kata Leonardo Morales pemain Gimnasia.
“Kami memainkan permainan sepak bola dengan normal dan itu berubah menjadi (bencana) ini, dan (muncul) kekhawatiran bahwa kerabat kami hampir mati," ujar Morales.
Dilansir dari ESPN, kementerian setempat akan membuka penyelidikan, investigasi, dan menambahkan bahwa kemungkinan banyak tiket yang dijual.
Akan tetapi Gimnasia mengatakan bukan itu pokok masalahnya dan mereka telah mematuhi protokol keamanan.
"Kami akan menuntut penyelidikan atas apa yang terjadi sampai mereka yang bertanggung jawab atas hari tragis ini," ujar salah satu perwakilan dari klub Gimnasia ketika diwawancara.***