Dosen Unsil 'Turun Gunung' Dorong Geliat Ekonomi Warga

- 30 Oktober 2020, 12:51 WIB
Dosen Unsil difofo bersama usai melakun penyuluhan.
Dosen Unsil difofo bersama usai melakun penyuluhan. /Man/

PRIANGANTIMURNEWS - Program Pemerintah yang mengimbau setiap orang untuk “Di Rumah aja” pada masa pamdemi Colvid-19 membuat masyarakat bingung. Sedangkan kebutuhan akan pangan harus tetap terpenuhi.

Sebab pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Permintaan pangan yang meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, mendorong percepatan produksi pangan dalam rangka terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pangan.

Sehingga ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan pemerintah untuk menjaga stabilisasi penyediaan pangan serta daya dukung sektor pertanian.

Melihat kenyataan itu, empat orang Dosen Perbankan dan Keuangan Universitas Siliwangi tergerak untuk "turun gunung" guna membantu kegelisahan yang dialamai oleh warga, terutama di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaratu dalam program pemberdayaan kepada Masyarakat (PKM).

Dosen yang terdiri dari Yuyun Yuniasih selaku Ketua Tim PPM, serta Agi Rosyadi, Dede Arif Rahmani dan Nana Syahroni mengajak warga setempat mengoptimalkan pekarangan rumah untuk menunjang ketahanan pangan,

"Optimalisasi pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanam berbagai jenis sayuran menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan agar masalah pangan setidaknya tidak menjadi hambatan dalam mendukung program pemerintah untuk tetap di rumah saja," kata Yuyun Yuningsih usai memberikan edukasi dan praktek secara langsung tentang bagaimana cara bercocok tanam menggunakan Teknik Hidroponik di Desa Sukahmahi, Kecamatan Sukaratu, Sabtu pekan lalu.

Kegiatan itu turut melibatkan 2 orang mahasiswa Prodi D-3 Perbankan dan Keuangan yakni Aprianti Astuti serta Gilang Saputra.

Hidroponik sendiri adalah konsep budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Pada prinsipnya, sistem sumbu ini hanya membutuhkan sumbu yang dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak penampung dengan media tanam.

Sistem ini adalah sistem yang pasif.Artinya, tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke media tanam dari bak atau tangki penampung melalui sumbu.

Air dan nutrisi akan dapat mencapai akar tanaman dengan memanfaatkan daya kapilaritas pada sumbu. Selain itu, sistem ini lebih mudah untuk dipraktekkan dan bahan-bahan yang digunakan pun lebih simple dan praktis.

Maka para kader PKK serta aparat desa setempat dilatih praktek penanaman itu mulai jenis apa saja sayuran yang cocok ditanam, media tanam yang digunakan, bagaimana cara memeliharanya, standar sayuran yang layak untuk dijual sampai pada semua anggaran biaya yang dipergunakan. "Kami yakin pekarangan kalau dioptimalkan dapat menjadi peluang usaha yang mampu menjadi andalan bagi warga," kata dia.)***

Editor: Ahmad Ramadan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah