'Cawe-Cawe' Dalam Ranah Perpolitikan di Indonesia, Tidak Ada Kawan dan Lawan Yang Abadi!

22 Februari 2024, 14:01 WIB
Ilustrasi Cawe-cawe yang berkaitan dengan Presiden RI ke-6./Bersholawat /

PRIANGANTIMURNEWS - Istilah 'Cawe-Cawe' kembali mencuat. Isltilah ini sebetulnya berasal dari diksi Bahasa Jawa yang kembali populer saat Indonesia telah menggelar pesta demokrasi yakni Pemilu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah cawe-cawe mengandung makna: ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan), ikut menangani.

Istilah cawe-cawe juga digunakan oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia yakni Susilo Bambang Yudhoyono. Pada bulan Juli 2023 lalu SBY merilis buku dengan judul 'Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Sowan ke SBY dan AHY Mau Minta Restu Partai Demokrat

Buku ini berisi kritikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap langkah cawe-cawe Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024.

Dilansir priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Instagram @pikiranrakyat, buku karya SBY ini bukan untuk disebarkan kepada publik. Tetapi buku tersebut hanya untuk kalangan intern para kader Demokrat.

Masih dari Instagram @pikiranrakyat, SBY juga pernah protes terhadap pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Calon Presiden Prabowo Subianto karena dinilai melanggar konstitusi.

Baca Juga: SBY Siap Turun Gunung, Prabowo Malah Segan Memasukkan SBY dalam Tim Pemenangan

Seiring bergulirnya waktu,hanya berselang beberapa bulan setelah SBY merilis bukunya,pada Rabu 21 Februari 2024 putra SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diangkat menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) oleh Presiden Jokowi.

Malahan SBY memberi restu terhadap sang putra untuk duduk dalam Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi.

Korelasi antara judul buku yang SBY tulis yakni 'Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi' dengan realitanya mendapat respon beragam dari warganet Indonesia.

Baca Juga: SBY Ingatkan Penetapan UU Sistem Pemilu Bukan Ada di Tangan MK

Respon warganet Indonesia tersebut dicurahkan dalam kolom komentar Instagram @pikiranrakyat.

"Jejak digital memang kejam.Mental Jenderalpun jadi mental tempe,"tulis akun den_hermawan.

"Akhirnya politikus jadi menjilat ludah sendiri,"ujar akun @suny1752.

"Warna-warni politik,tidak ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abdi. Semua punya kepentingan,"kata akun @erlita.faisal_75.

"Teman dan musuh dalam politik tidak ada yang abadi. Begitu juga dengan karma politik,pasti berlaku,"timpal akun @aangsutisnaaangsutisna.

Baca Juga: Disebut Oposisi Garis Keras, Fahri Hamzah Bandingkan Kepemimpinan Era SBY dengan Jokowi

Politik akan berjalan dinamis sesuai dengan situasi yang terjadi. Politik hanyalah sebuah sistem atau proses pembentukan dimasyarakat yang diantaranya berwujud proses pembuatan keputusan untuk mengatur kemasyarakatan dalam berbangsa dan bernegara.

Fenomena Cawe-cawe baik  dalam dunia politik ataupun dalam bermasyarakat sah-sah saja selama hal tersebut positif dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Instagram @pikiranrakyat

Tags

Terkini

Terpopuler