"Saya enggak sayang. Enggak sayang,yang penting saya ini kan istilahnya kalau dapat duit dari sana saya bisa melanjutkan riset kembali. Saya kan butuh dana juga," ungkap Ariyanto.
Dirinya menambahkan bahwa pada dasarnya dirinya tidak mau pilih kasih didanai dari pihak manapun.
"Memang saya nggak mau (pilih-pilih) didanai dari pihak manapun," ungkapnya.
Ketika dirinya ditanya terkait dengan peranan apa yang bisa diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan BRIN.
Baca Juga: Gerhana Bulan Panumbra Terjadi Tanggal 5 Mei 2023, BRIN Sarankan Masyarakat Gunakan Kamera
Dirinya dengan tegas menyampaikan tidak butuh apa-apa, karena dirinya sudah dibantai habis pemerintah dan BRIN sebelumnya.
"Pak saya nggak butuh mereka pak. Nggak butuh. Saya sudah dibantai habis pak, nggak mau," tegasnya
Dirinya juga menyampaikan, jika penemuan tersebut sukses dan medapatkan pengakuan Internasional. Dirinya akan menjual pada pemerintah dengan harga Rp 15 miliar.
"Itu mau saya tawarkan Rp15 miliar," paparnya.
Kasus ini bukan pertama kalinya pemerintah dan BRIN memperlakukan ilmuwan yang memiliki jasa penemuan dengan sikap yang acuh dan malah justru mengekang inovasi mereka.