PRIANGANTIMURNEWS- Pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari 1 tahun mengubah perilaku masyarakat Kampung Naga. Mareka lebih protektif dari kunjungam wisatawan. Terlebih, ketika ada tamu berkunjung dari luar kota.
Ketua Himpunan Pramuwisata Kampung Naga Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Ucu Suherlin menuturkan, untuk kesehatan dan keselamatan penduduk Kampung Naga, pihaknya membatasi jumlah pengunjung.
Saat ini, hanya siswa mulai tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi yang sedang melakukan penelitian. Itu pun dengan jumlah maksimal 50 orang.
Baca Juga: Samudra Cinta 19 Maret 2021, Keluarga Sam dan Cinta Berakhir Bahagia
"Ada kekhawatiran di masyarakat karena rata-rata pengunjung berasal dari Jakarta atau orang yang sudah bepergian ke luar negeri,” kata Ucu, Kamis 18 Maret 2021.
Di tengah pembatasan jumlah pengunjung, kata Ucu, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Satu orang pemandu hanya untuk 20 pengunjung.
"Kalau 50 orang, berarti harus tiga orang pemandu. Kampung Naga ini kan sempit. Jadi, bisa menyebar tanpa berkerumun,” ucap Ucu.
Baca Juga: Gawat, Mama Rosa Tahu Andin Adalah Mantan Istri Nino, Sinopsis Ikatan Cinta Jumat 19 Matet 2021
Bagi pengunjung yang ingin menginap, kata Ucu, harus di luar kampung. Waktunya pun tidak boleh lebih dari satu malam.
Adanya pembatasan jumlah pengunjung wisata ini bertujuan resiko terjadinya kerumunan dan menularnya virus Corona.
Kampung Naga yang berada di desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang masih kental dengan adat leluhur.
Baca Juga: Telah Terjadi Gempa Bumi, Magnitudo 3,5 Pagi Ini di Kabupaten Tasikmalaya
Nama Kampung Naga, diambil dari Bahasa sunda ‘nagawir’. Dalam Bahasa Indonesia disebut tebing atau Lereng Curam.
Kampung Naga selain sebagai tempat pemukiman, sekaligus tempat wisata yang masih ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik dalam maupun luar negeri.***