Kelompok Wanita Tani "Srikandi" di Pangandaran Produksi Pupuk Organik Berbahan Sampah

30 Oktober 2020, 13:27 WIB
Kelompok Tani Wanita Srikandi sedang memanen pupuk organik di Pangandaran. /Supri/

PRIANGANTIMURNEWS- Wanita biasanya diidentikkan dengan mempersolek wajah di salon kecantikan.

Tapi tidak dengan para wanita yang tergabung Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Agri Lestari di Dusun Pasirkiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Setiap hari Jumat rutin membuat pupuk dengan bahan baku sampah.


Ketua Kelompok Wanita Tani Srikandi Agri Lestari Iah Muslihah saat ditemui Jumat 30 Oktober 2020 mengatakan, kegiatan produksi pupuk organik ditekuni oleh kelompoknya sejak terjadi Covid-19.

Baca Juga: Sekitar 10.000 Pengunjung Masuk Ke Obyek Wisata Di Pangandaran

Mereka berhasil mengolah sampah dan sisa makanan rumah tangga menjadi pupuk organik. Bahkan hasil produksi mereka saat ini banyak diminati masyarakat sebagai kebutuhan pupuk tanaman.

"Kami mendapat ilmu cara membuat pupuk organik ini dari petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa,"ungkap Agri.


Menurutnya setelah dibekali cara dan tahapan, Kelompok Wanita Tani tersebut melakukan percobaan dan hasilnya sangatlah maksimal. Ini merupakan percobaan perdana dengan hasil yang maksimal akhirnya banyak masyarakat yang minat untuk membeli.

Baca Juga: Sebagai Puseur Budaya, Sumedang Harus Punya Ciri Khas Seni Budaya

"Kami sepakat kegiatan produksi pupuk organik menjadi agenda rutin," tuturnya.

Setiap hari Jum'at, para wanita itu disibukan dengan agenda memanen pupuk organik yang telah diproduksi pada Jumat sebelumnya. Hari itu juga menyiapkan bahan baku untuk kembali dipanen pada Jum'at mendatang.


"Proses dan tahapan pengerjaannya masih dilakukan secara manual dan tradisional karena keterbatasan peralatan modern," katanya.

Baca Juga: Dalam Satu Malam, Kawanan Pencuri Membobol Lima Toko dan Apotek


Dijelaskan Iah Muslihah, hasil produksi pupuk organik dalam kurun 1 minggu sekitar 1 kwintal karena banyak pesanan dari luar anggota Kelompok, maka setiap produksi kuantitasnya terus ditambah,

Untuk harga penjualan ke anggota Kelompok pupuk organik dengan berat 20 kilogram seharga Rp20 ribu sedangkan keluar anggota Kelompok Rp25 ribu per 20 kilogram.


"Prosesnya sangat sederhana namun perlu telaten agar hasilnya maksimal," kata Muslihah.

Baca Juga: Ada Curug Niagara di Sumedang

Bahan dasar pupuk organik tersebut di antaranya, campuran sabut kelapa, kotoran hewan, daun, sampah sayuran, gula pasir dan M4.Campuran berbagai jenis bahan baku yang sudah diratakan disimpan dalam plastik diperlakukan permentasi selama 1 minggu.


Jika kondisi cuaca cerah dalam kurun waktu 1 minggu sudah jadi pupuk organik dan jika kondisi cuaca sedang musim hujan pupuk organik baru bisa dipanen setelah 2 minggu.

"Setelah tahap permentasi selesai selama 1 minggu lalu disaring menggunakan kawat ram untuk dilakukan pengayakan," jelasnya.

Agar rutinitas pembuatan pupuk organik berkesinambungan, para anggota Kelompok dianjurkan untuk menanam tanaman dirumahnya masing-masing seperti kangkung, terong, cabe dan jenis tumbuhan sayuran lainnya.


"Kami mengerjakan produksi pupuk organik ini tanpa modal sepeserpun, karena banyak peminat yang ingin membeli sekarang kami sudah punya uang kas kelompok," ujarnya.***

 
Proses Pembuatan Pupuk Organik yang diproduksi Kelompok Wanita Tani Srikandi Agri Lestari.*

 

Editor: Ahmad Ramadan

Tags

Terkini

Terpopuler