Amarah Sering Meledak-ledak, Ini 8 Cara Meredakan Marah dengan Efektif dan Mudah

23 Maret 2021, 15:08 WIB
ilustrasi mudah marah jika merasakan kekecewaan /pexels/


PRIANGANTIMURNEWS – Marah selalu datang saat kenyataan berbanding terbalik dengan apa yang kita harapkan, dari situ muncul rasa kecewa kemudian marah kepada diri sendiri bahkan menyalahkan orang lain.

Marah datangnya dari bisikan setan yang ingin menjerumuskan kita ke dalam kekufuran dan kemaksiatan yang sangat dilarang oleh Allah Swt.

Marah erat dengan kaitan perasaan emosi yang memuncak dan dipengaruhi oleh suasana hati. Suasana hati yang sedang sedih, marah, senang, dan gembira merupakan contoh dari macam-macam emosi.

Baca Juga: Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Salah satunya Bisa Cegah Gangguan Degeneratif

Agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan diri sendiri, sebaiknya redakan amarah yang ditimbulkan oleh emosi dengan 8 cara di bawah ini, sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari beberapa sumber.

1. Membaca Ta’awudz
Bacaan Ta’awudz adalahh bacaan agar saat kita marah tidak diiringi dengan amarah dari syetan atau iblis yang terkutuk.

Bacaan ini berdasarkan dalam suatu hadits, Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh, aku akan mengajari suatu kalimat, yang apabila ia mengucapkannya maka akan hilang apa yang ia dapatkan (marah). Jika ia membaca, Auudzubillahi minasy syaitaanir rajiim, niscaya hilanglah apa yang ia dapatkan.” (H.R Ahmad, Bukhari, dan Muslim).

2. Menjaga Lisan dengan Diam
Saat dalam keadaan marah, panca indera yang sangat sulit untuk dikendalikan adalah perkataan.

Dalam Perkataan bisa membuat semua orang menjadi sasaran amarah, bisa jadi itu perkataan yang tidak pantas kita ucapkan. Sehingga, alangkah baiknya untuk diam.

Ada sebuah peribahasa mengatakan diam adalah emas. Emas disini artinya diam saat amarah sedang memuncak. Sebuah hadits juga mengatakan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah Saw bersabda: “Jika kalian marah, diamlah,” (H.R Ahmad).

Baca Juga: Ingin Bahagia Jalani Kehidupan, Ini Kunci Agar Hidupmu selalu Bahagia

3. Ubah Posisi Saat Marah
Saat kita marah, alangkah baiknya mengubah posisi menjadi lebih rendah, misalnya saat marah kita sedang berdiir, maka duduklah segera atau saat kita duduk dan marah, maka berbaringlah. Boleh juga kita sambil merendahkan bicara dengan diri sendiri dari hati.

Hal ini juga diungkapkan oleh Ahmad dan Abu Daud dalam sebuah hadits dari Abu Dzar RA, saat Rasulullah Saw menasihati seseorang dalam keadaan marah.

4.Mengucapkan Istigfar
Memperbanyak bacaan istigfar juga dapat menenangkan hati dan pikiran yang tersulut oleh amarah, dan menjadi alternatif untuk menahan emosi menurut Islam. Bacaan ini juga sering dipakai saat kita menyadari kesalahan atas dosa yang telah diperbuat.

5.Berwudhu
Saat amarah memuncak, sebaiknya kita berwudhu terlebih dahulu. Amarah itu ibarat api yang panas, dan air yang dingin mampu mematikannya.

Dalam sebuah hadits dari Urwah As-Sa’di RA yang artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan sari api, dan api dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu,” (H.R Ahmad dan Abu Daud).

Baca Juga: Ingin Bahagia Jalani Kehidupan, Ini Kunci Agar Hidupmu selalu Bahagia

6. Berdzikir
Berdzikir merupakan amalan-amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dimanapun dan kapanpun. Dengan berdzikir, maka hati akan menjadi tenang dan sejuk, kemudian secara perlahan amarah itu bisa dihilangkan.

7. Memaafkan
Saat marah kepada seseorang karena dikecewakan, disakiti atau merasa tidak dihargai. Tenangkan diri kita terlebih dahulu, kemudian mencoba untuk memaafkan kesalahan orang tersebut atas perlakuannya kepada kita.

Dengan memaafkan, hati kita akan merasa tenang, dan tidak ada benih-benih kebencian yang akan menimbulkan kejelekkan terhadap diri sendiri.

Baca Juga: Mau Tahu Cara Bikin Video dengan Ponsel, Ini Tips Membuat Video dari Angga Dwimas Sasongko

8.Intropeksi diri dan berpikir positif
Intropeksi artinya mencoba merenungkan apa yang telah kita perbuat di masa lalu sampai hal tidak mengenakkan dan membuat amarah kita muncul terjadi pada diri kita sendiri.

Setelah intropeksi diri, maka berpikirlah positif, bahwa setiap kejadian atau peristiwa akan mendatangkan kebaikan atau hikmahnya yang tersembunyi, serta kembali menjalani kehidupan sebagaimana semestinya.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Berbagai Sumber dan Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler