Penyebab Seseorang Melakukan Playing Victim dan 4 Tips untuk Berkomunikasi dengan Pelaku

10 Desember 2021, 20:20 WIB
Playing Victim. /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS- Playing victim merupakan sebuah kondisi saat seseorang merasa dirinya selalu menjadi korban.

Perilaku playing victim ternyata bisa dipicu oleh beberapa faktor.

Playing victim biasanya dipengaruhi oleh psikologi seseorang dalam menanggapi sesuatu.

Dilansir PRIANGANTIMURNEWS dari berbagai sumber, berikut ini beberapa faktor penyebab playing victim.

Baca Juga: 15 Tanda Playing Victim, Siapa Tahu Kamu Mengalaminya

1. Trauma

Ternyata rasa trauma dapat membuat seseorang memiliki perilaku playing victim. Meskipun demikian, tidak semua orang yang memiliki trauma lantas melakukan perilaku tersebut.

2. Pernah menjadi korban

Playing victim juga bisa disebabkan karena orang tersebut pernah menjadi korban pengkhianatan. Terlebih jika hal tersebut terjadi berulang kali.

Akibatnya seseorang merasa selalu menjadi korban dan kehilangan rasa percaya kepada orang lain.

3. Sebagai bentuk manipulasi

Playing victim juga bisa menjadi bentuk kesengajaan untuk memanipuasi orang lain.

Tujuannya tentu beragam. Misalnya ingin membuat orang lain merasa bersalah, menarik simpati, atau hal lain sesuai keinginan orang tersebut.

4. Mencari keuntungan

Victim mentality juga bisa muncul saat seseorang merasa nyaman dengan keuntungan yang diperoleh saat menjadi korban.

Maka dari itu, orang tersebut merasa ketagihan untuk selalu berada di posisi sebagai korban. Beberapa keuntungan yang bisanya didapat saat menjadi korban antara lain:

Baca Juga: Timnas Wanita Indonesia Naik Peringkat, PSSI: Jadikan Pemicu Semangat

- Dapat memainkan drama.
- Terhindar dari amarah orang lain.
- Banyak orang yang akhirnya memberikan bantuan.
- Tidak perlu tanggung jawab atas kesalahannya sendiri.

Bagi sebagian orang berinteraksi dengan seseorang yang mempunyai perilaku victim mentality mungkin tidak mudah.

Namun, kita juga harus menyadari bahwa seseorang dengan perilaku tersebut mungkin pernah melalui peristiwa yang menyulitkan dirinya.

Sehingga sebagai sesama manusia, alangkah baiknya jika kita tidak mengucilkannya.

Berikut ini 4 tips yang bisa diterapkan untuk bisa berinteraksi baik dengan seseorang yang berpola pikir victim mentality.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Pertandingan antara Borneo FC vs Arema FC Malam ini di Ajang BRI LIGA 1 2021/2022

1. Menjalin komunikasi dengan baik

Ketika memulai percakapan dengan seseorang yang berperilaku sebagai korban, berikanlah kesempatan kepadanya untuk mengutarakan perasaannya.

Kemudian ajak ia agar bisa mengekspresikan perasaan dalam hal yang lebih produktif.

Tak hanya itu, komunikasi dengannya dengan tidak menyebutnya sebagai orang yang selalu berperilaku playing victim.

Sebab pelabelan tersebut justru semakin membuat orang tersebut terpuruk dan memperparah keadaannya.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Pertandingan antara Borneo FC vs Arema FC Malam ini di Ajang BRI LIGA 1 2021/2022

2. Memberikan batas

Terkadang memang sulit untuk membantu atau mendukung seseorang dengan perlaku victim mentality.

Saat seseorang sudah terlalu sering menuduh orang lain, maka pilihan untuk memberikan batasan bisa menjadi hal yang tepat.

Membiarkan orang tersebut memikul tanggung jawab sendiri bisa menjadi cara bijak, agar yang bersangkutan menyadari bahwa hal yang dilakukannya bisa merugikan orang lain.

Kita tetap bisa peduli dengannya, namun memberikan batas dalam bergaul dengannya juga terkadang diperlukan.

Baca Juga: Download Lagu Emas Hantaran, Cover By  Zinidin Zidan Feat Nabila Maharani: Berakhir Sudah Impian Cinta

3. Memberikan bantuan

Beberapa langkah yang bisa diambil yaitu mengakui kepercayaannya bahwa ia tidak dapat berbuat sesuatu terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya.

Kemudian bertanya apa yang akan dilakukannya apabila mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu.

Lalu berdiskusi dengan orang tersebut untuk membantunya mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Mencari tahu alasannya

Dengan memahami alasannya, kita bisa mengerti kondisinya dan dapat membantu dengan tepat.

Bisa saja seseorang melakukan tindakan tersebut karena kurang percaya diri, rendah diri, hingga depresi.

Jika sudah mengetahui alasannya, berikanlah dukungan dan bantuan agar orang tersebut bisa menghilangkan kebiasaan buruknya itu.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler