Network
PRIANGANTIMURNEWS - Jangan memperjuangkan seseorang yang tidak ingin kita perjuangkan.
Dalam hubungan percintaan akan ada waktunya kita memiliki dua pilihan yang sulit, yakni berjuang sendirian atau melepaskan.
Ketika memilih pilihan pertama, takut memperjuangkan sesuatu yang salah.
Baca Juga: Download 12 Aplikasi Kebugaran sebelum ke tempat Fitnes
Berikut ini poin poin yang menyangkut dengan laki-laki yang tidak pantas diperjuangkan:
1. Tidak Berniat Move On Dari Masa Lalu
Menginginkan orang lain menjadikanmu pelarian. Menikah dengannya ada dua kemungkinan. Jika kamu bersabar, dia akan melupakan. Kedua, kamu akan terus terbakar cemburu karena dia tidak ada niat move on dari masa lalunya.
2. Tidak Bisa Mengontrol Emosinya
Temperamen, mudah marah, dan tidak mampu mengontrol dirinya. Sedikit-sedikit mengamuk, menyalahkan, sehingga mau menang sendiri.
Baca Juga: Dapat Kartu Merah Saat PERSIB Melawan Persebaya, Ardi Idrus Minta Maaf Kepada Bobotoh
3. Bilangnya Komitmen Serius, Tapi Mengajak Jalanin Dulu
Jangan percaya, itu cuma modus. Jangan terkecoh dengan kalimat serius dan komitmen.
Simpel aja, kalau serius tunjukkan dengan memintanya mendatangi walimu.
4. Egois
Hanya peduli dengan keinginannya tanpa mempedulikan perasaan kita. Semuanya tentang dia bukan tentang kalian berdua. Harus selalu mengikuti inginnya tanpa memikirkan inginmu.
Baca Juga: Marc Marquez Alami Kecelakaan di Sirkuit Pertamina Mandalika, Hingga Dilarikan Ke Rumah Sakit
5. Mengajak Maksiat Bukan Taat
Membuatmu jauh dari Allah. Mengajak pacaran dan mengajak ke atas ranjang. Ibadah sering bolong akhlak jadi buruk. Tidak ada baik-baiknya pokoknya.
Sedalam apapun rasa cintamu padanya, percayalah setelah menikah nanti tidak akan makan dan hidup dari yang namanya cinta. Belajarlah untuk berpikir realistis.
Menimbang baik buruk dan untung rugi dari setiap keputusan.
Baca Juga: Marc Marquez Alami Kecelakaan di Sirkuit Pertamina Mandalika, Hingga Dilarikan Ke Rumah Sakit
Jangan memperjuangkan dia yang masih memiliki PR yang banyak untuk dirinya sendiri. Nanti setelah menikah bukannya dibimbing, kita yang akan sibuk membimbing. Sementara kita belum memiliki kapasitas untuk itu.***
