Rusia Terbitkan 500 Warga AS yang Masuk Daftar Hitam, Salah satunya Mantan Presiden AS Obama

20 Mei 2023, 21:40 WIB
Presiden Vladimir Putin (kiri), ketika sedang bersama dengan Mantan Presiden Barack Obama (kanan) /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Rusia terbitkan 500 warga Amerika Serikat (AS) yang masuk Daftar Hitam atau daftar nama orang yang dilarang memasuki Negara tersebut.

 

Rusia menyampaikan bahwa diantara nama-nama tersebut terdapat sejumlah tokoh penting, pejabat, anggota parlemen, pakar, serta kepala perusahaan industri militer.

Salah satu nama yang masuk dalam daftar hitam Rusia adalah Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Baca Juga: Rudal Jarak Jauh asal Inggris Diluncurkan Ukraina, saat Rusia Peringatkan Ancaman yang akan Datang

Pernyataan tersebut diterbitkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia pada hari Jum'at, 19 Mei 2023.

Sebagai tanggapan kepada AS atas paket baru sanksi anti-Rusia, yang diumumkan oleh Gedung Putih hari yang sama.

 

“Menanggapi sanksi anti-Rusia, yang secara teratur diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden yang dirancang, menurut rencana Washington," ujar Kemenlu Rusia.

Baca Juga: Gila! 10 Ribu Orang Tewas di Amerika Serikat akibat Kekerasan Senjata Sejak Awal 2023

"Untuk menyebabkan kerusakan maksimum pada Rusia, yang secara pribadi mempengaruhi pejabat dan warga negara biasa di negara kita," lanjutnya

"Sebagai tindakan balasan, masuknya ke Federasi Rusia ditutup untuk 500 orang Amerika," tegasnya.

Kemenlu menegaskan yang masuk dalam daftar hitamnya adalah orang yang memegang tingkat eksekutif pemerintahan AS, termasuk mantan pejabatnya.

Juga Anggota parlemen yang terpilih pertama kalinya pada November 2022. Tokoh masyarakat AS dan Kepala Perusahaan yang memasok senjata ke Ukraina. Termasuk lembaga penegak hukum AS.

 

Baca Juga: Kemal Kilicdaroglu Turki Menuduh Rusia Ikut Campur dalam Pemilu

Rusia juga mengumumkan bahwa mereka sekali lagi menolak permintaan Kedutaan Besar AS di Moskow untuk mengunjungi jurnalis Evan Gershkovich. yang ditangkap atas tuduhan spionase.

Sebagai tanggapan atas keputusan Washington untuk menolak aplikasi visa AS untuk jurnalis Rusia, yang akan menemani Asing.

Saat Menteri Sergey Lavrov selama perjalanannya ke markas besar PBB pada bulan April lalu.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler