Sejarah Singkat Hari Perempuan Internasional, Simak Selengkapnya

- 8 Maret 2022, 10:54 WIB
 Poster Internasional Womens Day 8 Maret
Poster Internasional Womens Day 8 Maret / Instagram @pandhu_kunthi Ilustrasi/

 

 
PRIANGANTIMURNEWS - Sejarah bahwa sampai tahun 1950, perempuan masih belum mendapat hak politik yang setara.
 
Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari Instagram @jaringangusdurian, Upah perempuan di banyak sektor selalu di bawah laki-laki. Ekstremnya, perempuan dilarang bekerja, perempuan dianggap sebagai makhluk domestik yang harus berada di rumah.
 
Ini bukan hanya di negara 'ketiga'. Di Amerika juga mengalami hal serupa.
Karenanya muncul protes-protes di akhir abad ke-19 yang berlanjut pada awal abad ke-20.
 
 
 Kaum perempuan yang merasa hak-haknya dibelenggu kemudian melakukan berbagai upaya atas ketidakadilan, Ini kemudian melahirkan istilah feminisme. Namanya feminis, tentu saja ini perjuangan terkait perempuan.
 
 Mengapa hanya perempuan? Karena pada masa itu ya memang perempuan yang mendapat diskriminasi.
 
 Apakah laki-laki tidak mengalami diskriminasi? Ya tentu saja semua mengalami, ada hari buruh dan peringatan lain.
 
 
Yang bikin mengesalkan, orang mendomestifikasi perempuan karena jenis kelaminnya.
 
Pada tahun 1960 mulai ada penulis yang membedakan mana jenis kelamin dan mana 'jenis kelamin kelamin'. 
 
Jenis kelamin itu tidak bisa diubah. Udah dari sononya, berikut fungsi-fungsi biologinya.
 
 Namanya perempuan pasti menyusui, haid, dan melahirkan. Tugas ini gak bisa untuk laki-laki.
 
 
Begitu juga dengan fungsi biologis laki-laki tidak bisa dilihat oleh perempuan.
 
 Jenis kelamin sosial itu disebut sebagai gender/jender. Gerakan feminisme itu lebih menyasar ke wilayah ini.
 
 Menuntut keadilan, yang namanya berhak mendapat pendidikan, berhak bekerja, berhak mendapat upah yang setara.
 
Setiap tanggal 8 Maret perempuan di seluruh dunia merayakan Hari Perempuan Internasional. Perjuangan menarik, gender memang bukan hal yang mudah.
 
 
Hari Perempuan Internasional menjadi momentum bagi perempuan dan laki-laki untuk berani berbicara dan berdiskusi terhadap segala bentuk diskriminasi dan kekerasan.
 
 Dalam Islam perempuan sangat dimuliakan bukan karena menjadi seorang Ibu, tetapi perempuan bersama laki-laki memiliki peran sebagai khalifah dan hamba.
 
Surah Al-Hujurat ayat 13, menyatakan bahwa kedudukan perempuan sebagai manusia adalah sejajar dengan laki-laki dan keduanya diperintahkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
 
 Oleh karena itu, pengetahuan bahwa Islam telah lebih dulu mengenal cara kemuliaan perempuan mesti dipahami oleh kita sebagai umat muslim.***
 
 

Editor: Muh Romli

Sumber: Instagram @jaringangusdurian instagram @pandhu_kunthi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x