Penjelasan Ilmiah: Jasad Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril Tetap Utuh Walau Berada di Dasar Sungai Selama 14 Hari

- 10 Juni 2022, 14:36 WIB
Screenshot instastory milik Ridwan Kamil.
Screenshot instastory milik Ridwan Kamil. /Instagram @ridwankamil

PRIANGANTIMURNEWS - Seperti yang sudah dinyatakan oleh KBRI, bahwa Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril telah ditemukan pada 8 Juni 2022 di Bendungan Engehalde Bern Swiss.

Setelah beredar kabar dari KBRI Swiss, Ridwan Kamil langsung bertolak ke Swiss untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.

Setelah sekian lama melakukan proses pencarian, akhirnya jasad Eril putra sulung Ridwan Kamil, kini telah ditemukan tepat di hari ke 14 pasca di nyatakan hilang saat berenang di area sungai Aare Bern Swiss.

Baca Juga: Nabila Ishma Nurhabibah Sang Kekasih Eril Mengenang dan Mengikhlaskan Sepenuhnya Eril Kepada yang Maha Kuasa

"Walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang suatu apapun". tulis Ridwan Kamil dalam postingan terbarunya melalui Reels Instagram miliknya @ridwankamil.

Walau sudah dinyatakan hilang selama 14 hari, tetapi jasad Eril masih utuh tanpa kurang suatu apapun.

Menurut penelitian, seperti jenazah pada umumnya. Tubuh akan membusuk 48 jam setelah kematian. Lalu bagaimana dengan Eril yang dinyatakan tubuhnya masih utuh tanpa kurang suatu apapun?

Berikut penjelasan singkat sang ayah Ridwan Kamil dalam instastory miliknya @ridwankamil yang memberikan penjelasan singkat mengenai keutuhan jasad putra sulungnya, Eril.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Menyebut Menunggu Dua Bulan Untuk Mengubah Status Covid-19 Menjadi Endemi

"Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku. Sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari". tulis Ridwan Kamil dalam keterangan foto yang ia unggah pada instastory miliknya.

Seperti yang diketahui, jenazah pada umumnya tubuhnya akan membusuk 48 jam setelah kematian.

Berbeda dengan pembusukan di dalam air. Pembusukan di dalam air berlangsung lebih lama dibandingkan di darat, karena suhu lebih dingin.

Baca Juga: Hilang 2 Pekan, Jasad Eril Masih Utuh

Akibatnya, mikroorganisme yang berada dalam tubuh akan bergerak lebih lambat saat temperatur rendah.

Hal ini membuat proses pembusukan atau dekomposisi berjalan lambat pada pada mayat yang meninggal akibat kecelakaan.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @ridwankamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah