Hal ini membuat parlemen Belanda naik pitam, Perdana Menteri, Rutte seolah tidak menghargai keputusan rakyat banyak.
Adapun 15 kursi parlemen itu tambah naik darah ketika Rutte mengatakan akan meminta maaf pada pemerintah republik atas apa yang terjadi di zaman revolusi fisik.
Lantas yang menjadi pertanyaan besar dari sikap Rutte adalah, atas dasar apa ia baru mengakui kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945, bukan 27 Desember 1949?
Atas Dasar Kemanusiaan yang Dikaji Melalui Riset Mendalam
Melansir pikiran-rakyat.com bertajuk, “Mark Rutte: Belanda Baru Akui Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945 Sepenuhnya dan tanpa Syarat”, pengakuan yang sempat mengguncangkan parlemen Belanda itu diajukan berdasarkan rasa kemanusiaan.