PRIANGANTIMURNEWS - Warga Gaza telah dikepung sejak Israel melancarkan pemboman dan blokade paling intens menyusul serangan lintas batas yang meluluhlantakkan oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi di Gaza, beberapa di antaranya membawa mobil dan koper ke selatan menuju penyeberangan Rafah.
Mesir telah menentang eksodus massal penduduk Gaza, perang terbaru ini dapat memicu gelombang baru pengungsian permanen warga Palestina dari tanah tempat tinggal mereka yang dikabarkan sedang diupayakan untuk membangun sebuah negara.
Baca Juga: Menlu Iran Tegaskan Agar Israel Segera Hentikan Perang di Gaza
Menurut kantor kepresidenan Mesir, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, pada Senin 16 Oktober 2023 menerima telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas eskalasi di Gaza.
Sumber keamanan Mesir juga mengatakan, bahwa gencatan senjata sementara di Gaza selatan telah disepakati untuk memfasilitasi bantuan dan evakuasi di Rafah.
Namun siaran TV pemerintah Mesir yang kemudian mengutip sumber tingkat tinggi, mengatakan tidak ada gencatan senjata yang disepakati.
Dikatakan Mesir, bahwa Israel tidak bekerja sama dalam hal pengiriman bantuan ke Gaza dan evakuasi pemegang paspor asing melalui satu-satunya pintu masuk tidak sepenuhnya mereka kendalikan, sehingga menyebabkan ratusan ton pasokan tertahan.