Pemprov Jabar Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem di Daerah

24 Agustus 2021, 19:29 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruhzanul Ulum. /PRIATIM PRMN/EDI MULYANA/

PRIANGANTIMURNEWS- Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menanggulangi angka kemiskinan ekstrem di daerah, hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum.

Upaya penanggulangan kemiskinan ekstrim di daerah harus dilakukan secara kolaborasi agar penanganannya bisa berjalan secara terpadu.

"Memang betul upaya penanggulangan kemiskinan itu merupakan tugas pemerintah dan pimpinan yang mengeluarkan berbagai kebijakan," kata Wagub Uu kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com Selasa 24 Agustus 2021.

Baca Juga: Manfaat Habbatussauda untuk Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi

Dikatakan Uu upaya pemerintah dalam menanggulangi angka kemiskinan dan menaikan derajat kesejahteraan masyarakat diawali dengan pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya,

Upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat sejalan dengan program nasional arahan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi)

Dimana strategi penanggulangan kemiskinan ekstrem ini untuk segera dilakukan agar angka kemiskinan ekstrim menurun hingga 0 persen pada tahun 2024 nanti.

"Ini pun sejalan dengan pencapaian goal-1 SDG’s yaitu tanpa kemiskinan pada tahun 2030 mendatang," ujarnnya.

Kata, Uu, berdasarkan data per bulan Maret 2021, persentase penduduk miskin provinsi Jawa Barat berada di urutan ke-16 terendah secara nasional.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kemenhub Pastikan Pelayanan Transportasi Laut Tetap menjadi Prioritas

Namun jumlah penduduk miskin provinsi Jawa Barat masih di urutan ke-2 terbanyak secara nasional.

Dimana angka kemiskinan provinsi Jawa Barat menurut data BPS bulan Maret tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,4 persen, atau sekitar 4,2 juta jiwa.

Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan bulan Maret tahun 2020 yang mencapai 7,88 persen atau sekitar 3,9 juta jiwa.

"Kami ingin dalam rangka menurunkan angka kemiskinan ini secara kebersamaan satu sama lain karena saling keterkaitan antara satu daerah dengan daerah lain," kata Sosok Panglima Santri Jabar.

Baca Juga: Vaksin Pfizer, Jenis Vaksin Baru dan Efektivitasnya Mencegah Virus Covid-19, Ini Penjelasannya

Maka kami pemerintah Provinsi ingin dalam menurunkan angka kemiskinan ini ada kolaborasi antara kabupaten/ kota dengan Provinsi sehingga jelas indikator keberhasilannya.

"Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya kemiskinan ekstrem. Antara lain, tingkat pendapatan rumah tangga sangat rendah atau tidak ada pendapatan sama sekali," kata Uu.

Ditambah lemahnya derajat pendidikan, keterampilan, putus sekolah baik secara pendidikan formal maupun non formal, pengangguran,

Selain itu, rendahnya derajat kesehatan dan tidak cukup memiliki akses untuk mendapatkan fasilitas kesehatan. Keterbatasan akses terhadap lapangan kerja. Serta sanitasi dan lingkungan hunian buruk.

langkah-langkah kongkrit yang harus dilakukan dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem dengan cara melakukan pembenahan basis data dan informasi dan kegiatan yang diperlukan dalam penanganan kemiskinan ekstrem.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca, Ini Reaksi dan Efek Samping yang Dirasakan Setelah Disuntik

Tak kalah penting, keterpaduan penanganan kemiskinan ekstrem di Pusat, Provinsi, dan kabupaten /kota dengan melibatkan konsep kolaborasi metode pentahelix ABCGM.

"Jadi harus ada kegiatan yang spesifik dan jelas, Bupati/ Walikota bisa memanfaatkan anggaran perubahan 2021 dan penyusunan anggaran 2022 harus ada anggaran untuk menurunkan kemiskinan," ujarnya.

Uu juga mengajak Pemerintah Kota/ Kabupaten untuk berani berinovasi dan bereksperimen dalam kaitan upaya penanggulangan kemiskinan.

"Saya meminta kepada pemerintah kota/kabupaten untuk mengoptimalkan TKPK dalam pelaksanakan konvergensi penanganan kemiskinan ekstrim," kata Uu.

Baca Juga: Gegara 'Kang Una' Pengusaha Jaket Kulit asal Garut Kebanjiran Order

Uu menyebut, berdayakan kepala desa/lurah, PKK, dan RT /RW sebagai unit terkecil dalam penanganan kemiskinan ekstrim.

Selain itu melakukan penajaman program dan kegiatan SPM layanan dasar untuk menyasar pada kemiskinan ekstrem. Agar lebih cepat, juga perlu upaya jemput bola sampai ke komunitas masyarakat miskin terpencil.***

Editor: Agus Kusnadi

Tags

Terkini

Terpopuler