Tanah Bergerak Menyebabkan Jalan Utama Cimaragas-Cidolog Ambles  

- 25 Januari 2021, 23:35 WIB
  Kendaraan melintas salah satu titik di tikungan arit Dusun Cikupa, Desa Raksabaya, Kecamatan Cimaragas, yang sudah ditutup bebatuan, Senin 25 Januari 2021.
Kendaraan melintas salah satu titik di tikungan arit Dusun Cikupa, Desa Raksabaya, Kecamatan Cimaragas, yang sudah ditutup bebatuan, Senin 25 Januari 2021. /Nurhandoko Wiyoso/Pikiran Rakyat/

Sementara itu Camat Cimaragas, Aa Hendarsin juga mengaku khawatir amblesnya badan jalan penghubung Cimaragas – Cidolog bakal semakin parah, sehingga membahayakan keselamatan.
Sebelumnya lokasi jalan yang ambles tersebut sudah beberapa kali diperbaiki, akan tetapi kembali rusak.

“Sering ambles, meski beberapa kali diperbaiki. Kondisi tanahnya masih labil, sehingga mudah bergerak dan ambles. Sepedamotor dan mobil kecil masih bisa lewat, meski pun harus melintas dengan sangat hati-hati. Kendaraan besar tidak bisa lewat,” tutur Hendarsin.

Baca Juga: Kemenhub Capai Realisasi Anggaran Hingga 95,58 Persen dengan Target 96 Persen

Dia mengatakan jalan tersebut merupakan akses perekonomian bagi kedua wilayah. Selain itu jalur utama menuju perkotan Ciamis dan Tasikmalaya.

Hendarsin juga menngungkapkan sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan Kabupaten Ciamis.

“Jalan ini cukup vital, karena juga menjadi urat nadi perekonomian warga. Kami juga sudah melaporkan kejaidan ini kepada pihak terkait,” katanya.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Tahun 2021 Waktu akan Berputar Lebih Cepat, Begini Penjelasan Singkatnya

Terpisah Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRK) Kabupaten Ciamis Okta Jabal mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring lokasi jalan yang terancam putus tersebut. Saat ini belum dilakukan perbaikan, karena terkendala cuaca kestrim.

“Kami terus monitor, paling tidak dalam seminggu ini baru bisa mengambil langkah darurat. Jika keadaan tanah mulai stabil, langkah pertama yang ambles dan retak ditimbun dengan agregat material kelas A,”kata Okta Jabal.

Dia menambahakan untuk memastikan kodinsi harus dilakukan survei geologi pertanahan. Alasannya karena beberapa tahun lalu, peristiwa serupa juga terjadi lokasi yang sama. Hasil rekomendai tim survei, nantinya menjadi dasar melakukan perbaikan.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah