Dua Wisatawan Tewas Tenggelam di Pantai Pangandaran, Bupati Fokus Benahi Balawista

- 7 Januari 2022, 10:06 WIB
Jasad korban tenggelam di Pantai Barat Pangandaran.
Jasad korban tenggelam di Pantai Barat Pangandaran. /PRIANGANTIMURNEWS/ Aldi Nur Fadillah/

PRIANGANTIMURNEWS- Objek wisata pantai Pangandaran masih dalam suasana liburan tahun baru 2022, dimana pengunjung masih ramai melakukan aktivitasnya di pantai.

Hanya saja di liburan kali ini, pantai Pangandaran telah memakan korban akibat tenggelam yang menimpa dua orang wisatawan dengan waktu yang berbeda.

Pertama 30 Desember 2021, kecelakaan laut menimpa wisatawan asal Bandung dan pada 4 januari 2022 kecelakaan laut yang kedua menimpa warga Dusun Empangsari Kecamatan , Kab Pangandaran.

Kedua korban nyawanya tidak dapat tertolong dan meninggal dunia. Bahkan untuk korban kedua yang tenggelam pada hari Selasa kemarin hingga hilang selama dua hari dan baru ditemukan oleh Tim SAR Gabungan pada hari Kamis, 6 Januari 2022 pagi hari.

Baca Juga: Rumor Transfer: Barcelona Kembali Bidik Penyerang Manchester United setelah Gagal Dapatkan Alvaro Morata

Saat diwawancarai melalui telepon, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata membenarkan telah terjadinya insiden kecelakaan laut yang telah menelan 2 korban jiwa di pantai barat Pangandaran.

"Ya benar liburan tahun baru kali ini tidak zero insiden. Ada korban jiwa yang terjadi di pantai barat Pangandaran. Apalagi pengunjung yang tenggelam kemarin saat berenang di zona larangan dan di luar jam tugas anggota Balawista," kata Jeje, Kamis, 6 Januari 2022.

Maka atas peristiwa kecelakaan laut yang menimpa kedua wisatawan tersebut, Bupati Pangandaran akan melakukan koordinasi dengan para anggota Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista), Basarnas, Satuan Polair Polres Ciamis dan TNI Angkatan Laut dan Tim SAR lainnya.

"Saya akan fokus benahi Balawista, baik itu dari jumlah personilnya, struktur organisasinya, di anggotanya pada solid atau tidak," kata Jeje.

Baca Juga: Seorang Pembocor Mengatakan iPhone 14 Pro Menampilkan Potongan Kamera Berbentuk Pil Dengan ID Wajah Di Bawah L

Ditempat terpisah, Ketua Balawista Heri Haerudin menjelaskan, kecelakaan laut pada Selasa kemarin memang di luar jam kerja, yaitu pukul 17.45 WIB. "Kami sudah selesai tugas, tiba-tiba laporan ada yang tenggelam. Ketika dicek di lokasi, sudah tenggelam," kata Heri.

Menurut informasi, anak itu sudah lost control. Dia sudah dalam pengaruh obat-obatan atau mabok. "Tapi kami tak berpacu ke sana. Intinya ada kejadian tenggelam di lokasi terlarang," ujarnya.

Heri menyampaikan, selama 2021 sampai kemarin itu ada empat kejadian tengelam. Dua di pantai karapyak, dua di Pantai Pangandaran. Yang tiga pertama, korban ditemukan meninggal dunia.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Background Foto Dengan Remove.bg Secara Online

"Kami dari dulu sudah upaya antisipasi, seperti dengan cara pasang banner, bendera, woro-woro, dan lainnya. Namun kejadian tetap ada. Namanya faktor alam, itu susah dilawan. Intinya kesadaran dari manusianya," kata Heri.

Heri menyampaikan, kejadian tenggelam itu kan disebabkan dua faktor, yaitu alam dan manusia. Faktor manusianya yang susah diatur. Sementara alamnya juga arus berbahaya. Padahal kami sudah pasang rambu. Namun memang kebanyakan melanggar.

"Jam kerja balawista hanya hingga pukul 17.00 WIB. Karena kami kerja sejak pukul 06.00 WIB. Mangkanya kalau sudah lewat pukul 17.00 WIB sudah tak boleh berenang lagi," kata dia.

Lanjut Heri, pihaknya juga sudah evaluasi, kemampuan fisik itu berkurang setelah bekerja 8 jam. Namun kan kami menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Personel kami di Pangandaran ada 40 orang. Itu dibagi di tiga wilayah kerja, yaitu Pantai Karapyak, Pantai Pangandaran, dan Pantai Batukaras.

Baca Juga: Cara Download Video TIKTOK TANPA WATERMARK, Tinggal Klik Ini Langsung Tersimpan Otomatis

Sebenarnya kata dia, jumlah itu masih kurang, khususnya di Pantai Pangandaran. Sekarang personel kami di Pantai Pangandaran ada 24 orang. Idealnya, kalau melihat perbandingan, satu orang itu dapat mengawasi 150 orang. Namun kan rata-rata wisatawan masuk pada akhir pekan itu 60 ribu orang, sementara yang mengawasi hanya 24 orang.

"Idealnya itu di Pangandaran ada 60, Karapyak 15 orang, dan Batukaeras 10 orang. Disesuaikan fengan luas wilayah dan banyaknya wisatawan," kata Heri.

"Kami sudah mengajukan ke pemerintah. Namun kesiapan anggaran belum siap. Mungkin karena terbentur pandemi," sambungnya.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah