Teks Khutbah Idul Adha, Refleksi Keteladanan Nabi Ibrahim AS Sangat Menyentuh Hati Para Jamaah

5 Juli 2022, 12:23 WIB
Inilah teks khutbah Idul Adha yang membahas tentang keteladanan Nabi Ibrahim AS. /Kemenag/

PRIANGANTIMURNEWS- Shalat Idul Adha sangat berkaitan dengan khutbah Idul Adha. Jamaah pasti tersentuh hatinya mendengarkan khutbah ini.

Simak berikut khutbah Idul Adha tentang refleksi keteladanan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya untuk di qurban kan.

Perlu diketahui bahwa khutbah Idul Adha ini, akan penting sekali untuk pemula yang mau melaksanakan khutbah pada pelaksanaan Shalat Idul Adha.

Baca Juga: KASUS SUBANG MEMANAS: Yosep Bahagia ! Akan Mengutuk Pelaku Ini dan Tidak Akan Pandang Bulu

Sebagaimana waktu yang telah disepakati oleh kemenag, Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada hari Minggu, 10 Juli 2022.

Untuk itu, masih ada cukup waktu untuk mengetahui atau menghafal teks khutbah Idul Adha ini.

Berikut teks khutbah Idul Adha, 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر اَللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد . اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ عِيْدَ اْلأَضْحى عِبْرَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَ ألِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ. أَيُّهَا الْإِخْوان إِتَّقُو ا اللهَ حقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

Baca Juga: Dugaan Pelecehan Seksual JKT 48 di Solo, Kapolres Sukoharjo: Tidak Ada Laporan

Hadirin ma'asyirol muslimin rahimakumullah, panjatan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman, Islam, nikmat sehat walafiat, sehingga kita bisa melaksanakan shalat Idul Adha 2022 ini.

Shalawat beserta salamnya semoga selamanya tercurah limpahkan kepada habib tertinggi kita, jaksa termulya, yakni habibana wanabiyana kangjeng nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman biadab menuju zaman beradab.

Tak lupa pula kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiin tabiatnya dan semoga sampai kepada kita semua selaku umat akhir zaman, aaamiin.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Kompolnas Berkomentar, Pelaku Sudah Didapat, Apakah Danu?

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar lailahailloh wallohi Akbar Allahu Akbar walillahilhamd, maasyirol muslimin walmuslimat rahimakumullah. Salah satu kisah Nabi Ibrahim as yang akan menyembelih putranya pada tanggal 10 Dzulhijjah, menjadi salah satu hari raya besar bagi umat Islam yaitu Hari Raya Idul Adha.

Dimana pada Hari Raya Idul Adha umat muslim disunnahkan untuk berqurban. Yang mana Allah mensyariatkan qurban bertujuan untuk menanamkan keutamaan, mengikis sifat Bakhil, menanamkan akhlak mulia, mengikis kedzaliman. Dimana perintah qurban telah Allah cantumkan dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3 :

Baca Juga: Info Kasus Subang: Terus Ditekan, Yosep Ngaku Pelaku Kasus Subang?

Dalam hadits diriwayatkan Imam Ahmad:

"Barang siapa yang keluar dari rumahnya pergi untuk membeli hewan qurban, maka akan dihitung bagi orang tersebut setiap dari langkah kakinya sepuluh kebaikan, dan dihilangkannya sepuluh kejelekan dan di angkat atasnya sepuluh derajat. Dan ketika terjadi transaksi pembelian, maka setiap ucapannya dihitung tasbih, dan ketika akad pembelian berlangsung, maka setiap dirham disamakan dengan tujuh puluh kebaikan. ( H.R Ahmad ).

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar lailahailloh wallohu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd.

Maasyirol muslimin rahimakumullah

Momen peringatan Idul Adha tidak dapat kita pisahkan dari ritual dan pengorbanan yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim as beserta keluarganya.

Baca Juga: Transfer Pemain: Setelah Bawa AC Milan Juara Serie A, Franck Kessie Resmi Berseragam Barcelona

Oleh karena itu mari kita gunakan kesempatan baik ini untuk mentadaburinya, melakukan refleksi atasnya, dan meneladaninya, sebagaimana disebutkan dalam Surat an-Náhl ayat 120:

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ

Artinya: "Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),"

Allah menegaskan bahwa dalam diri Nabi Ibrahim terdapat teladan, sebab hanya Nabi Ibrahim yang selalu kita sebut dalam shalat, selain Nabi Muhammad saw.

Baca Juga: Shin Tae-yong: Hokky Caraka Masih Harus Banyak Belajar

Doa yang kita baca untuk Nabi Muhammad ketika tasyahúd selalu disetarakan dengan doa kepada Nabi Ibrahim. Dalam Islam keteladanan, dikenalkan dengan istilah uswátun hasánah, yaitu sebuah konsep moralitas seorang pemimpin dalam pola interaksi dengan rakyatnya.

Sebelum Nabi Ibrahim as hadir saat itu pola interaksi pemimpin dan masyarakat adalah militeristik dan otoriteristik. Kemudian Nabi Ibrahim hadir membawa pola interaksi dengan paradigma baru yaitu mengedepankan moralitas dan contoh teladan yang baik.

Sebuah gerakan moral yang bersifat soft-power, dengan menjunjung tinggi keteladanan, penegakan hak asasi manusia dan akhlak mulia.

Baca Juga: Tes Psikologi: Gambar yang Pertama Kali Anda Lihat Akan Menunjukkan Anda Sebenarnya, Ekstrovert Atau Introvert

Dalam posisinya sebagai pemimpin umat yang menjunjung tinggi moralitas, Al Quran menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 124:

وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim."

Pangkat pemimpin (imam) yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Ibrahim itu ditetapkan atas kehendak-Nya, bukan ditetapkan karena Nabi Ibrahim telah menyelesaikan dan menyempurnakan tugas yang diberikan kepadanya, agar dia menyadari bahwa pangkat yang diberikan Allah itu sesuai baginya, dan agar dia merasa dirinya mampu melaksanakan tugas dan memikul beban yang telah diberikan.

Baca Juga: Bocoran Drama Malaysia Melur Untuk Firdaus Episode 23, Melur Syok Dibentak Dee dan Fir

Tugas pemimpin merupakan tugas yang suci dan mulia karena pemberian tugas itu bertujuan hendak mencapai cita-cita yang suci dan mulia. Sebagai pemimpin teladan lalu Allah catat dalam sejarah yang diabadikan dalam Surat Al Mumtáhanah ayat 4:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ 

Artinya: "Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya,"

Ayat ini menyatakan, Nabi Ibrahim sebagai seorang pemimpin harus diikuti dan ditaati karena kepribadian, ucapan dan tingkah lakunya yang saling bersesuaian.

Baca Juga: Profil Devy Anastasia Jebolan Master Chef Indonesia yang Tercyduk  di Onlyfans

Diikuti dan ditaati bukan karena kekuatan pengikut, dan bala tentaranya. Kekuatan moralitas seorang pemimpinlah yang menumbuhkan kewibawaan, kehormatan dan integritas kepemimpinan Nabi Ibrahim.

Kita menyaksikan betapa banyak seorang yang mengerahkan segala daya upaya untuk mendapatkan kewibawaan dan citra yang baik di mata masyarakat, namun tidak membuahkan hasil yang maksimal. Hal tersebut karena tidak diikuti oleh pendekatan uswátun hasánah yaitu memberi contoh perilaku yang mulia kepada masyarakat.

pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin teladan berarti pemimpin yang dapat memberikan contoh yang baik dalam semua aspek, seperti kedisiplinan, bersikap, berbuat, berkata dan sebagainya.

Baca Juga: Bolehkah Tidak Berpuasa Dzulhijjah Selama 9 Hari? Ini Penjelasannya Tengok Disini

Keteladanan merupakan sesuatu yang mudah, tinggal bagaimana komitmen kita dalam memberi contoh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Tidak elok jika ada pemimpin yang menghindari tanggung jawabnya dengan berbagai dalih mengada-ada atau mencari pembenaran.

Pemimpin seperti itu merupakan penumpang gelap demokrasi. Hanya mencari popularitas di atas kepatuhan buta pengikutnya. Bukankah fungsi seorang pemimpin bukan hanya sekadar sosok untuk memenuhi perangkat organisasi.

Baca Juga: Pertandingan Uji Coba Persib vs 4 Tim Liga 1, PT LIB Resmikan Kick Off Liga 1 2022/2023

Lebih dari itu, pemimpin merupakan role model untuk memberi citra suatu organisasi. Sepak terjang pemimpin menggambarkan kredibilitas pribadi sang pemimpin sekaligus karakter massa pendukung dan kualitas organisasi pengusungnya.

Maka, oleh sebab itu seorang pemimpin wajib memiliki berbagai karakter positif, seperti jujur, melayani, berani, siap dikritik dan rela berkorban. Pemimpin harus berani menghadapi kenyataan akibat ucapan dan perbuatannya yang tidak koneksitas.

Itulah teks khutbah Idul Adha, refleksi keteladanan Nabi Ibrahim as, yang sangat menyentuh hati para jemaah.***

Editor: Galih R

Sumber: PDF Khutbah Idul Adha Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler