Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi: Orang Indonesia Harus Cinta Produk Lokal

5 Maret 2021, 06:51 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam rakernas bersama menteri perdagangan pada Kamis, 4 Maret 2021. /Twitter @jokowi/

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pada Kamis, 4 Maret 2021, bahwa masyarakat Indonesia harus terus didorong untuk "mencintai" produk dalam negeri dan "membenci" produk asing.

Karena itu, ia mendesak para pejabat untuk tetap berada dalam jalur mendorong pertumbuhan ekonomi 5 persen tahun ini.

Berbicara dalam rapat kerja nasional Kemendag, Jokowi mengimbau pada pelaku industri agar menggunakan komponen lokal daripada mengimpornya, dan menekankan kepada masyarakat agar bangga dengan produk-produk lokal.

Baca Juga: Kesadaran Masyarakat Pakai Masker Rendah, Polsek Cikatomas Gelar Operasi Yustisi

“Yang kecil-kecil ini kalau diangkat, kalau diberikan peluang, saya melihat banyak sekali. Ada keripik sekarang bisa, usahanya rumah tangga, bisa ekspor ke Korea, bisa ekspor ke Jepang. Kecil-kecil tapi ini kalau kita detail dan bekerja keras untuk mereka, ini juga bukan sesuatu yang sulit. Hanya diubah sedikit, kemasannya diperbaiki, brand-nya diperbaiki, didorong untuk ekspor. Dan biasanya nanti mulai kacaunya itu kalau sudah menyangkut kapasitas. Ini tugas kita juga untuk mendorong perbankan untuk mau menyuntikkan kepada UMKM kita agar kapasitasnya bisa naik,” kata Jokowi.

Jokowi juga menyebutkan betapa pentingnya branding-branding lokal dari usaha kecil dan menengah (UKM) untuk dapat dipajang di mal-mal dan diberi spot terbaik, dan mengesampingkan merek-merek asing.

“Jangan sampai ruang depan lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand-brand dari luar negeri. Ini harus mulai digeser, mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik, berikan ruang untuk brand-brand lokal,” tegasnya.

Baca Juga: Jatuh dari Pohon Kelapa, Seorang Penderes Lansia di Pangandaran Meninggal Dunia

“Karena penduduk Indonesia, penduduk kita berjumlah lebih dari 270 juta jiwa, seharusnya adalah konsumen yang paling loyal untuk produk-produk kita sendiri. 270 juta (jiwa) adalah jumlah yang besar, pasar yang besar,” ujarnya.

Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri. Bukan hanya cinta tapi benci. Cinta barang kita, benci produk dari luar negeri,” tegasnya.

Jokowi juga menyampaikan bahwa pegawai kementerian harus bisa kreatif dan inovatif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat, terutama di tahun 2021 yang telah ditargetkan pemerintah sebagai tahun pemulihan.

Baca Juga: 107 Anggota dan Perangkat DPRD Kota Tasikmalaya Divaksin

“Target pertumbuhan 5 persen yang ditetapkan dalam APBN harus benar-benar tercapai. Sekali lagi, 2021 adalah tahun pemulihan yang harus dilandasi semangat optimisme,” kata Jokowi.

“Untuk itu, saya secara khusus meminta kepada jajaran Kementerian Perdagangan agar tidak hanya bekerja secara normatif. Harus ada terobosan kreatif. Harus ada terobosan-terobosan inovatif,” tegasnya.

Selain itu, Jokowi juga menekankan agar sektor perdagangan jalur digital bisa terus dikembangkan agar Indonesia benar-benar bisa bersaing dengan produk-produk asing.

“Jika ada praktik perdagangan digital yang berperilaku tidak adil terhadap UMKM, harus segera diatur dan harus segera diselesaikan. Baru minggu kemarin saya sudah sampaikan ke Pak Menteri Perdagangan, ini ada yang enggak bener ini di perdagangan digital kita, membunuh UMKM, diperingatkan. Karena kita harus membela, melindungi, dan memberdayakan UMKM kita agar naik kelas. Ini salah satu tugas terpenting Kementerian Perdagangan,” ujar Jokowi.

Baca Juga: Empat Orang Tewas, 3 Orang Kritis, Setelah Pesta Miras Dua Hari

“Indonesia tidak boleh menjadi korban perdagangan digital yang tidak adil. Negara lain sudah banyak mengalami hal ini dan jangan sampai kita menjadi korban perdagangan digital yang tidak adil,” lanjutnya.

Diketahui bahwa tahun lalu Indonesia mengalami kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen, dan menjadi kontraksi tahunan pertama sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat kontraksi tersebut masih relatif moderat dibandingkan yang dialami negara lain.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Setkab RI

Tags

Terkini

Terpopuler