Pengrajin Batik Surakarta Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19, Pemda Menjadi Bapaknya UMKM

24 Maret 2021, 14:20 WIB
Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata sedang menyerahkan plakat kepada Kadis Koperasi dan UKM Kota Surakarta Jawa Tengah Heri Purwoko. /PRIATIM PRMN AGUS/

PRIANGANTIMURNEWS- Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap dunia usaha, termasuk bagi para pelaku UMKM.

Seperti halnya para pengrajin batik di lokasi destinasi wisata Kampoeng Batik jalan Kauman Surakarta Solo Jawa Tengah, di tengah pandemi mereka berupaya untuk mempertahankan usahanya.

Hal tersebut terungkap ketika rombongan dari Pemerintah daerah bersama perwakilan pelaku UMKM dan PHRI Kab Pangandaran mengunjungi salahsatu workshop pengrajin di destinasi wisata Kampoeng Batik.

Baca Juga: Jadwal UM-PTKIN 2021, Berikut Cara dan Syarat Pendaftarannya

Menurut salahsatu pemilik workshop pengrajin batik, Gunawan Setiawan mengatakan, usaha yang ia geluti merupakan peninggalan dari Nene moyangnya secara turun temurun.

"Usaha pengrajin batik ini sudah berlangsung lama. Dari generasi ke generasi jaman kerajaan Mataram, Majapahit sampai Sekarang," ungkap Gunawan kepada rombongan dari Pemkab, DPRD dan pelaku UMKM Kab Pangandaran, Selasa, 23 Maret 2021.

Dari peninggalan nenek moyang secara turun-temurun tersebut kata Gunawan, itu menjadi kemenangannya dalam menentukan motif batik yang ditekuni hingga generasi sekarang.

"Seperti gambar burung ada kepala, sayap dan ekor. Tapi kalau tradisi kerajaan Mataram dan Majapahit yang diambil hanya motif sayapnya saja," kata Gunawan.

Baca Juga: Ada Tiga Hal Fokus Dalam Studi Banding, Ini Paparan Bupati Jeje

"Hanya saja kita memiliki sedikit kendala pekem-pekem gak boleh ini, gak boleh itu," sambungnya.

Kata Gunawan, Pangandaran telah memiliki pengrajin batik, supaya meningkat tinggal diberi hak paten.

Dirinya memberikan masukan agar pengrajin batik di Pangandaran bisa mencoba mengambil motif dari berbagai jenis gambar flora dan fauna, seperti motif gambar jenis ikan atau daun-daun.

"Sehingga motifnya gak berdabrakan dengan pengrajin batik lainnya," kata Gunawan.

Kata dia, bisa juga dengan pemerintah mewajibkan penggunaan pakaian batik di setia hari tertentu untuk mengangkat ekonomi para UMKM lokal.

"Jadi pemerintah gak usah kasih bantuan tapi dikasih kerjaan," ujarnya.

Pemkot Surakarta membuka investasi seluas-luasnya dengan mempertemukan antara pengusaha dengan pelaku UMKM.

"Sehingga pemerintah tinggal memeberikan pelatihan-pelatihan. Bahkan sekaran ada 20 orang pengrajin kami yang sedang mengikuti pelatihan dari Menparekraf," katanya.

Rombongan kunker Pemda Pangandaran sedang berdialog dengan pemilik workshop pengrajin batik di destinasi wisata Kampoeng Batik jalan Kauman Surakarta, Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Kamar Hunian Lapas Tasikmalaya Digeledah, Petugas Temukan Potongan Besi dan 1 Set Adaptor

Soal pandemi Covid-19, kata Gunawan, jelas sangat berdampak sekali bagi keberlangsungan para pengrajin.

"Kami terpaksa memberhentikan 50 dari 70 pengrajin batik. Sekarang tinggal 20 orang pengrajin aja yang masih aktif supaya bisa bertahan di masa sulit ini," ujarnya.

Gunawan menjelaskan, untuk pemasarannya selama pandemi ada yang melalui ofline namun kunjungan minim sehinggahanya mengandalkan pemasaran secara online maupun medsos.

"Untuk menjaga pemasaran kami di kampung batik saat Pandemi kami selalu berinovasi mulai dari motif, harga packing. Untuk menghargai diberi nama pembantunya di kain. Sehingga kalau produk nya paling laku kita bisa kasih reward," kata Gunawan.

Kata Gunawan, pandemi memang berdampak sekali sehingga ada pengrajin batik yang memilih tutup karena takut sama Covid-19, ada juga yang buka untuk bertahan saja.

Baca Juga: Ridwan Kamil Lakukan Kunjungan Keenam sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin COVID-19

"Ada yang buka supaya bisa bertahan, ya paling penghasilannya dari hasil pesenan membuat masker tapi omset nya berkurang," ujarnya.

Gunawan mengatakan, untuk mempertahankan usahanya dirinya perlu kreatifitas, harus memiliki inovasi seperti menjual lewat online, packing yang bagus, meski permodalan tergerus.

"Untung nya pemerintah ada relaksasi, perbankan juga. Ini sangat bagus dan membantu kami. Pemkot atau Pemda menjadi bapak nya UMKM," katanya.

Gunawan juga menceritakan, sejarah awal berdirinya destinasi Kampoeng Batik yang berada di jalan Kauman Kota Surakarta. Kata dia, di jalan Kauman sudah turun temurun warga dengan mayoritas pengrajin batik kemudian mengemasnya, sehingga dibentuk menjadi destinasi wisata Kampoeng Batik.

"Pemkot yang pada saat itu Walikota nya pak haji Joko Widodo membantu dana untuk penunjang dengan memperbaiki akses jalan dan membuat tanaman," ujarnya.

Baca Juga: PT KAI Gelar Program Vaksinasi di Kota Bandung dengan Sistem Jadwal

Sementara Kabag Ekonomi Setda Kab Pangandaran Dadan Sugista mengatakan, Pangandaran sebagai daerah baru dan memiliki beberapa pengrajin batik diantaranya batik marlin, Kodja, daun dahon ecoprint dan Sejahtera, Jayanti ecoprint.

"Ada lima pengrajin batik yang aktif di Pangandaran. Kami memiliki banyak kekayaan alam wisata pantai dan ingin memiliki potensi alam lainnya," kata Dadan.

Sementara Kabid Prasarana Wilayah Bappeda Asep Suhendar menambahkan, kaitan dengan industri haru membangun atmosfernya terlebih dahulu.

"Kalau di Solo atau Surakarta kan sudah ada dari sejak dulu, kalau Pangandaran belum ada karena daerah baru, sehingga perlu di bentuk atmosfir nya kalau satu kawasan dibetuk industri menjadi kampung batik sehingga bisa terbentuk atmosfer.***

Editor: Agus Kusnadi

Tags

Terkini

Terpopuler