Anies Sebut para Perintis Kemerdekaan Kita Adalah Intelektual Pejuang

16 Agustus 2021, 17:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan. /Tangkap layar Instagram @aniesbaswedan/

PRIANGANTIMURNEWS- Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, pagi tadi dijeda antara dua sidang setelah mendengarkan pidato kenegaraan Presiden.

Ia menyebutkan, sidang ke dua sidang tahunan MPR, dan menunggu dimulainya sidang tahunan DPR, menyusuri kembali deretan buku-buku pemikiran para perintis kemerdekaan yang ada di perpustakan rumah.

"Para perintis kemerdekaan kita adalah intelektual pejuang," kata, Anies dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Instagram @aniesbaswedan Senin 16 Agustus 2021.

Kata, Anis, mereka bekerja dengan memiliki pemikiran yang matang. Semua punya gagasan. Artikulasi dalam lisan dan tulisan mencerminkan bobot keterbukaan dan keluasan pandangan.

Baca Juga: Refly dan Rocky Menilai Jokowi Gagal Menghasilkan Demokrasi

Menariknya, mereka berlatarbelakang keluarga papan atas di masa kolonial, sehingga dapat kesempatan sekolah, tapi mereka memilih untuk mendirikan sebuah republik yang bukan hanya untuk kaum papan atas. Mendirikan republik yang memberikan kesempatan setara pada siapa saja.

"Saya buka sebuah buku karya Jendral Besar AH Nasution, berkisah tentang perjuangan fisik sesudah proklamasi. Karena memang, merebut kemerdekaan adalah perjuangan intelektual, perjuangan politik," kata, Anies.

Sambung, Anies, sesudah merdeka, barulah mulai ada peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Menyelami kembali buku-buku ini terasa benar bahwa mereka adalah politisi berkapasitas intelektual tinggi.

Baca Juga: 10 Manfaat Skipping untuk Kesehatan, Salah Satunya Meningkatkan Kemampuan Otak

Pikiran-pikirannya mewarnai kebijakan. Wajar jika mereka terbiasa dengan debat dan bahkan kritik. Pertukaran pikiran adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk kemajuan negara.

Di dinding perpustakaan, terpampang lukisan Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka berdualah yang berdiri di depan mikrofon memproklamasikan kemerdekaan.

Tapi di balik mereka berdua ada ratusan, bahkan ribuan, orang perintis kemerdekaan yang berjuang lintas waktu hingga kita bisa merdeka.

Baca Juga: Terus Disudutkan, Henny Rahman Blak-blakan Soal Mantan Suaminya Zikri Daulay

Peristiwa kebangkitan Nasional 1908 ke Sumpah Pemuda 1928 adalah 20 tahun lamanya.

Dari tahun 1928 ke 1945 adalah 17 tahun lamanya. Bagi kita sekarang, rentang waktu perjuangan 20 tahun atau 17 tahun bisa diceritakan dalam waktu 10 menit saja. Tapi Ingatlah, bagi yang berjuang; masa 17 tahun itu amatlah panjang.

"Mari kita terus ingat dan camkan bahwa kemerdekaan itu bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme, kemerdekaan itu adalah untuk menggelar keadilan sosial dan kesejahteraan," ujarnya.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @aniesbaswedan

Tags

Terkini

Terpopuler