Kenapa Hujan Es Bisa Terjadi di Jogja, Inilah Penjelasan dari BMKG

- 5 Maret 2021, 15:57 WIB
Hujan cuaca kurang baik latar belakang salju
Hujan cuaca kurang baik latar belakang salju /pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS- Hujan es kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogjakarta pada Rabu, 3 Maret 2021 pada pukul 13.20 WIB di Kotabaru dan Turi.

Fenomena yang langka ini lantas membuat warga Indonesia terheran-heran. Karena pada umumnya yang memiliki cuaca hujan es ini adalah negara tetangga seperti Korea, Amerika, dan yang lainnya.

Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa membenarkan adanya fenomena hujan es yang terjadi di dua wilayah Jogja tersebut.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Ajarkan Lima Doa harian Ini Kepada Sang Anak Saat Masih Kecil

Sigit mengatakan, fenomena hujan es yang terjadi di Jogja hari ini merupakan yang kedua selama beberapa hari ini.

"Betul ini hujan es kedua di Jogja dalam minggu ini, laporan dari masyarakat, Selasa kemarin hujan es di Turi lalu hari ini di Kotabaru dan Turi," kata Sigit.

Sigit menambahkan, fenomena hujan es ini masih akan berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jogja hingga April mendatang.

Baca Juga: Jawa Barat Rawan Bencana, Bulan Februari 2021 Terjadi 275 Bencana

"Ke depan potensi hujan es masih akan terjadi hingga berakhirnya masa pancaroba (April)," tegas Sigit.

Menurut Sigit beberapa daerah di Jogja yang berpotensi akan mengalami hujan es di antaranya:

- Sebagian besar wilayah Kota Jogja

- Sleman bagian utara, Cangkringan, Pakem, Turi, Ngaglik, Ngemplak

- Kulon Progo bagian utara, Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo.

Baca Juga: Enam Artis Ibukota Berasal dari Tasikmalaya, Indra Brugman Salah Satunya


Apa penyebab hujan es?

Sigit menjelaskan, hujan es adalah fenomena alam biasa yang terjadi bersamaan dengan hujan lebat. Saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas/atmosfer dan mengalami pendinginan.

Setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

"Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level. Freezing level ini terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yg cukup besar," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Meresmikan Bendungan Sindangheula Untuk Mengurangi Potensi Banjir

Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil.

Ciri terjadinya fenomena hujan es


Sigit menjelaskan beberapa ciri sebelum terjadinya fenomena hujan es di antaranya,

1. Hujan es biasa terjadi pada musim pancaroba atau sekitar Maret, April

2. Hujan yang terjadi tidak merata atau bersifat sporadis lokal

Baca Juga: Lima Pekerjaan Ekonomi Kreatif yang Cocok bagi Si Hobi Kulineran

"Karena di bulan Maret biasanya tanda-tandanya sudah ada seperti pancaroba, cuaca panas, suhu meningkat, cuaca cenderung cerah dan terik kemudian hujan yg terjadi tidak merata bersifat sporadis lokal," katanya.

3. Biasanya akan terjadi siang hingga sore hari

"Terjadi siang hingga sore, pagi sampai siang biasanya panas sekali lalu tiba-tiba sore hujan lebat," pungkasnya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah