Mentan Kunjungi Karawang untuk Promosikan Model Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan

- 18 Desember 2021, 11:20 WIB
 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sedang meninjau lahan pertanian modern
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sedang meninjau lahan pertanian modern / Kementerian Pertanian RI /

PRIANGANTIMURNEWS - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  mengunjungi lahan pertanian modern pada Rabu 15 Desember 2021 untuk mendukung program pengembangan pertanian modern Jatisari Karawang, Jawa Barat. 

 
Percontohan yang dimiliki oleh Plant Killer Biological Prediction Center menerapkan sistem pertanian terpadu, mulai dari sisi hulu hingga hilir pertanian. 
 
 
 Pada kesempatan ini diresmikan Gedung Tudang Sipulung sebagai gedung pengelolaan pertanian modern.
 
Pada kesempatan ini diresmikan Gedung Tudang Sipulung sebagai gedung pengelolaan peternakan modern.
 
 11,2 hektar padi, 3 hektar jagung dan 0,5 hektar kedelai ditanam di atas lahan 14,7 hektar. Tanaman yang ada adalah padi varietas Impari 32, jagung varietas NASA 29, varietas Pioneer 32, dan kedelai varietas Globogan. 
 
 
Varietas unggul hasil penelitian dan pengembangan pertanian kemudian diuji cobakan di pedesaan dengan sistem pertanian ramah lingkungan.
 
SYL menghargai model pemotongan modern. Ia mendorong sistem pertanian menuju pertanian organik dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia. 
 
“Kami ingin lahan di sini memiliki model pertanian yang baik dengan hasil tinggi. Kita akan melihat hasil panen dalam tiga bulan ke depan,” kata SYL. 
 
 
 Pertanian modern juga harus didukung oleh ketersediaan mesin pertanian seperti traktor, budidaya padi, penanam jagung, mesin panen kombinasi dan drone pengendalian hama. 
 
 Pertanian modern adalah praktik pertanian yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses sekaligus mengurangi penggunaan sumber daya alam seperti tanah, air, dan energi. 
 
Pertanian modern juga mencakup penggunaan berbagai mesin, rekayasa genetika, sistem informasi, dan banyak lagi.
 
 
Pemanfaatan lahan dioptimalkan semaksimal mungkin. “Harus bisa empat kali tanam disini. Harus inovatif. Semua harus gotong royong. Offtaker, research, millenial armor,” harap SYL sawah. 
 
 SYL mengulangi kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim. Dalam kondisi seperti ini, fungsi prediksi OPT Pusat POT sangat diperlukan. 
 
 "Memprediksi hama dan penyakit harus menjadi bagian dari pengelolaan semua situasi saat ini dan harus memastikan produksi pangan," lanjutnya. 
 
 
 Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan sektor pertanian harus beradaptasi dengan tantangan ke depan.
 
Kegiatan hari ini merupakan wujud dari peningkatan produksi pangan berbasis pertanian modern, antara lain pengendalian hama dan penyakit, serta implementasi langkah 1 dan 4 program Kementerian Pertanian,” ujar Kelvin. 
 
 Sejauh ini, kita telah menghadapi dua tantangan besar. Melalui sektor pertanian, pertama tantangan cuaca, kedua krisis pandemi. Namun mengingat pertanian menggunakan teknologi dan mekanisasi yang maju, juga bukan alasan untuk tidak berproduksi.
 
 
 
 Tanaman pangan dapat memberikan model untuk prediksi hama dan penyakit serta perlindungan tanaman pangan yang membantu memprediksi dampak perubahan iklim dan epidemi hama. Dilansir dari Kementerian Pertanian RI.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Kementerian Pertanian RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x