Soekarno rela pergi dalam cuaca yang sedang tidak baik demi sebuah amanah dari salah seorang gurunya, KH. Rifai bin Saleh al-Yamani (Hadramaut).
Kisah ini terjadi pada Jumat legi, bulan Maulid 1937 M. Soekarno berani menerjang hujan angin karena mimpi yang dialaminya.
Dalam mimpi itu, ia didatangi seekor ular naga besar yang ingin ikut mendampinginya.
Naga itu memperkenalkan dirinya dan mengaku bernama sanca manik kali penyu. Naga itu mengaku ditinggalkan di dalam bukit Gorong yang terletak di kepulauan Ibu Ratu Blorong.
Mimpi tersebut membuat Soekarno gelisah. Akhirnya ia menemui KH. Rifai untuk meminta nasihatnya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Hari ini Kamis, 26 Mei 2022 Inilah Kesehatan, Kehidupan, Cinta, dan Karir
KH. Rifai pun memberikan amalan atau doa basmalah yang di percaya dapat mewujudkan benda gaib menjadi nyata.
Berbekal amalan yang diberikan guru spiritualnya, Soekarno berangkat ke bukit Gorong untuk melaksanakan laku spiritual dan dunia mistik.
Sesampainya di bukit Gorong, Soekarno langsung melaksanakan titah gurunya untuk berkontemplasi dan bertapa. Melalui lalu spiritual itu, Soekarno didatangi sesosok wanita cantik yang ternyata adalah nyi Blorong.