Fakta Rasuna Said, Pahlawan Wanita Berperang Melawan Penjajah dengan Tulisan

- 14 September 2022, 16:10 WIB
Google Doodle Tampilkan Rasuna Said Pahlawan Wanita Indonesia dari Sumatra Barat, Siapa Sosok Rasuna Said?
Google Doodle Tampilkan Rasuna Said Pahlawan Wanita Indonesia dari Sumatra Barat, Siapa Sosok Rasuna Said? /Google Doodle

PRIANGANTIMURNEWS - Hari ini, 14 September 2022 Google doodle merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said. 

Diketahui Rasuna Said merupakan pahlawan Indonesia yang lantang menyuarakan hak wanita, sama seperti Kartini.

Akan tetapi, Rasuna Said lebih dikenal sebagai seorang jurnalis pada masa perang kemerdekaan Indonesia waktu dulu. 

Tinggal di lingkungan pesantren di Sumatra Barat (Sumbar), tak menyurutkan Rasuna Said belajar jurnalistik.

Baca Juga: Persib Mendunia! Ternyata Ini Penyebab Borrusia Dortmund Pilih Persib Dibanding Persija, Jakmania Siap Hadir!

Terlebih pada waktu itu, masih jarang ditemukan wanita sebagai seorang pewarta, seperti sekarang ini cukup banyak. 

Dilansir Priangantimurnews.com dari Pikiran-Rakyat, di usia 25 tahun Rasuna Said pernah menjadi pemimpin sebuah majalah bernama Raya. 

Diberi nama Raya dengan maksud sebagai corong bagi warga Sumbar, untuk mengemukakan kritikan dan penegasan pada waktu itu. 

Majalah Raya dipimpin Rasuna Said, wanita pemberani kelahiran Maninjau Agam, Sumbar, 112 tahun silam. 

Baca Juga: Penumpang Perempuan Diduga Alami Pelecehan Seksual Non Verval di Biskita Bogor

Melalui majalah tersebut, Rasuna Said makin tajam menyampaikan kritikan kepada penjajah waktu itu. 

Rasuna Said tidak hanya membuat majalah saja, akan tetapi pada 1937 mendirikan koran Menara Poetri terbit seminggu sekali di Medan. 

Rasuna Said sering membuat opini dan artikel terkait persamaan antara hak pria dan wanita waktu itu. 

Karyanya tersebut digemari oleh kaum wanita, yang diketahui sama-sama bergerak dalam pergolakan perang fisik. 

Baca Juga: Sinetron Bintang Samudera Tayang Kapan dan Dimana? Simak Jadwal Lengkapnya Berikut ini

Selain itu, Rasuna Said sering menyisipi buah pikiran kritisnya, untuk menentang kolonialisme penjajah waktu itu. 

Sebuah rubrik bernama Pojok, di koran Menara Poetri, Rasuna Said dengan lantang dan berani menulis menyerang Belanda, karena menyudutkan pribumi. 

Dalam menulis karyanya, Rasuna Said menggunakan nama samaran, untuk mengelabui mata-mata Belanda.

Sang Jurnalis pun meninggal dunia pada 2 November 1965 atau tepat di usia 65 tahu. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Jakarta.

Banyak jasanya yang berharga dan tidak dilupakan oleh Indonesia sebagai wanita pejuang. ***

 

 

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di portal Pikiran-Rakyat dengan judul Cerita Rasuna Said Kelabui Mata-mata Belanda Berperang Dengan Pena Sebagai Senjata

 

 

 

 

 

Editor: Anto Sugiarto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah