Ratusan Santri Pesantren Persis Benda Kota Tasikmalaya Dipulangkan

16 Februari 2021, 20:38 WIB
Puluhan orang tua santri berdatangan mengirimkan makanan dan bekal ke Pondok Pesantren Persis 67 di Jalan Benda, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Selasa (16/2/2021). / Priangantimurnews/Rommy Roosyana/

PRIANGANTIMURNEWS - Ratusan santri Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) 67 di Jalan Benda, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya dipulangkan. Mereka yang dipulangkan merupakan santri yang dinyatakan negatif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Pengurus Pondok Pesantren Persis 67, Ichsan menyebutkan, ratusan santri yang hasil tes swab menunjukkan negatif, sudah dipulangkan. Bahkan sebagian dijemput keluarganya.

"Sudah ada ratusan orang yang pulang. Hari ini saja, ada sekitar 50 orang lebih yang pulang. Mereka berasal dari sekitar Tasikmalaya, Garut, Bandung, dan luar pulau Jawa," sebut Ichsan kepada Priangantimur, Selasa 16 Februari 2021.

Baca Juga: 10 Makanan Ini Tidak Boleh Anda Panaskan dalam Microwave, Lihat Akibatnya

Para santri yang pulang jelas Ichsan, sebelumnya diperiksa demi melindungi keluarga santri di rumah masing-masing. Begitu juga keluarga yang menjemput ke lingkungan pesantren, diperiksa. Mereka juga diminta surat keterangan negatif Covid-19, untuk memastikan keamanan anak-anaknya.

Pesantren tersebut kini dikarantina, tidak diperbolehkan ada kegiatan apapun di dalam lingkungannya. Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, mengambil langkah taktis tersebut setelah 380 orang santri dinyatakan positif Covid-19.

Yusuf menjelaskan, dari 832 sampel tes swab yang diperiksa di Labkesda, hasilnya 380 orang dinyatakan positif Covid-19. Pemkot Tasikmalaya, langsung menerapkan karantina mikro di lingkungan pesantren tersebut. Ratusan santri dan puluhan pengajar dievakuasi dengan mengerahkan 21 ambulan untuk diisolasi di beberapa lokasi pada Senin,  15 Februari 2021 sore.

Baca Juga: Tugas Kuliah Numpuk, Lakukan Hal Ini untuk Menyelesaikannya

Para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 jelas Yusuf, ditempatkan di tiga lokasi, sebagian besar difokuskan di Hotel Crown, yang masih berada di Kecamatan Cipedes. Sebagian santri lainnya ditempatkan di Rumah Sakit Dewi Sartika, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Sisanya, diisolasi di lingkungan pesantren karena keterbatasan kapasitas ruang isolasi.

"Sisanya, ada 100 santri yang diisolasi mandiri di pesantren. Penempatan disesuaikan dengan kondisinya hasil pemeriksaan tim medis," jelas Yusuf.

Setelah para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 diisolasi kata Yusuf, pihaknya menerapkan sistem karantina sementara untuk pesantren itu. Seluruh penghuni dilarang keluar masuk lingkungan pesantren. "Untuk sementara di-lockdown dulu, tidak boleh ada yang keluar-masuk pesantren. Semua kebutuhan mereka ditanggung pemerintah," tegasnya.

Baca Juga: Bagaimana Agar Laptop Tidak Mudah Rusak? Inilah 7 Tips dan Cara Merawat Laptop dengan Baik

Kemunculan kluster baru di pesantren itu berawal dari seorang santri yang sebelumnya berstatus reaktif dari hasil tes cepat antigen. Santri putri tersebut sebelumnya mengalami gejala awal berupa demam dan kehilangan indra penciuman.

Anggota satuan pengamanan pesantren, Koko Apipudin menceritakan, seorang santri putri yang diketahui berasal dari Kabupaten Garut itu diisolasi di lingkungan pesantren. Dia dipisahkan dengan santri lainnya, di bawah pengawasan petugas medis.

"Kemudian ada lagi santri putra yang tanpa gejala. Keduanya langsung diisolasi di sini (lingkungan pesantren). Pihak pesantren juga langsung melapor ke Satgas (Satuan Tugas Covid-19)," ungkap Koko.

Baca Juga: Kemenaker Berikan Tips untuk Para Pekerja di Musim Hujan, Yuk Intip Tipsnya

Hasil koordinasi dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, diputuskan untuk melakukan penelusuran. Dari hasil penelusuran, kedua santri itu diketahui melakukan kontak erat dengan ratusan santri lain, karyawan, dan para pengajarnya.

Pemerintah Kota Tasikmalaya akhirnya mengerahkan tim Satgas Penanganan Covid-19 dibantu sejumlah personel Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cigeureung untuk melakukan tes swab massal pada 9 Februari lalu.

Semua penghuni pesantren yang seluruhnya mencapai seribu orang dites polymerase chain reaction (PCR). Sampel hasil tes swab para santri dan para pengajar dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.

Baca Juga: 4 Cara Untuk Mendamaikan Pikiran Saat Bekerja dari Rumah, Hilangkan Stres Secepatnya

Dari 832 sampel tes swab yang diperiksa di Labkesda, hasilnya 380 orang dinyatakan positif Covid-19. Ratusan santri dan puluhan pengajar dievakuasi dengan mengerahkan 21 ambulan untuk diisolasi di beberapa lokasi pada Senin 15 Februari 2021 sore.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Selasa 16 Februari 2021, mencatat akumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya sebanyak 3.913 orang. Dari angka tersebut, 779 kasus aktif, 791 menjalani isolasi, 3.065 orang dinyatakan sembuh, serta 69 orang meninggal dunia.

Kluster pesantren di Kota Tasikmalaya bukan baru kali saja. Awal Oktober tahun lalu, 125 Pondok Pesantren As-Sunnah di Kecamatan Cihideung, terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga: Rajin Minum Kopi Tanpa Gula, Bisa Mengurangi Penyakit Parkinson dan Diabetes

Pada pertengahan Desember tahun lalu, juga sekitar 287 santri di sebuah pesantren di Kecamatan Cibeureum, terkonfirmasi positif corona.***

 

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler