Studio Dapur Tasikmalaya, Sentra Kerajinan Anyaman Bambu yang Berhasil Go Internasional

- 8 Maret 2021, 08:24 WIB
Pak Toto saat menunjukkan Sebagian produk buatan Studio Dapur di Buniasih, Padakembang, Tasikmalaya.
Pak Toto saat menunjukkan Sebagian produk buatan Studio Dapur di Buniasih, Padakembang, Tasikmalaya. /PRIATIM PRMN/GALIH R/

PRIANGANTIMURNEWS- Studio Dapur, merupakan salah satu sentra bagi produksi kerajinan anyaman bambu yang ada di Tasikmalaya. Bertempat di Kampung Buniasih, Desa dan Kecamatan Padakembang, Studio Dapur telah berdiri sejak tahun 2016, dan telah berhasil membantu masyarakat dalam meningkatkan ekonomi lokal.

Tidak hanya itu, usaha yang digawangi oleh Pak Toto dan tiga orang alumni mahasiswa Itenas itu juga sudah berhasil membuat produk-produk khas daerah tersebut bisa merambah higga ke dunia Internasional.

“Alhamdulillah, produk-produk yang dihasilkan di sini sudah bisa diekspor ke beberapa negara, seperti Korea, Jepang, sama singapura,” tutur Pak Toto.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Trans7 Senin, 8 Maret 2021. Live Streaming

“Kalau local mah sering nya kita ngirim ke Bandung, Jakarta, sama Bali,” lanjutnya.

Anyaman bambu yang diproduksi oleh Studio Dapur bukanlah anyaman bambu biasa. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang memiliki kualitas yang tinggi. Dimulai dari pemilihan bahan, hingga sampai proses pembuatannya dilakukan dengan begitu apik dan memperhatikan detail.

“Jadi di sini mah alhamdulillah, bambunya juga bamboo pilihan yang memang sudah benar-benar tua, jadi hasilnya juga gak mudah rusak,” kata Pak Toto.

“Terus proses pengerjaannya juga apik, jadi kalo ada yang lonjong atau bentuknya nggak pas, gak bakalan dijual,” ujarnya.

Baca Juga: Curi Emas Ratusan Gram, Dua Pencuri Diringkus Satreskrim Polrestabes Bandung

Adapun produk yang dibuat oleh Studio Dapur sendiri memiliki jenis yang cukup banyak, dimulai dari tudung saji, lighting, table wear, gelas bambu, keranjang, hingga produk custom sesuai pesanan dari konsumen.

“Jenisnya mah banyak, a. ada tudung saji, lighting, gelas bambu, keranjang, dan lain-lain. Bahkan ada juga produk-produk pesenan, jadi mereka konsumen yang desain barangnya, kita yang mengerjakannya,” kata Toto.

“Nih kaya ini, namanya Bento, ini juga salah satu produk pesanan, jadi konsumen yang bikin desain,” tutur Toto sambil menunjukan salah satu produknya.

Baca Juga: Partai Demokrat Ciamis, Tetap Setia Pada AHY, Anjar Asmara: KLB Sibolangit Ilegal dan Tidak Sah

Adapun kisaran harga produk-produk yang dihasilkan Studio Dapur sangat variative, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan saat proses pembuatannya.

“Rupi-rupi, Cep. Ada yang harganya satu produk itu Rp 30.000, ada juga yang Rp 50.000, bahkan ada juga yang nyampe Rp 600.000, tapi paling murah ada yang cuma Rp 15.000,” tutur Pak Toto.

“Jadi tergantung ukuran, sama tingkat kesulitan pengerjaannya juga, cep,” lanjutnya.

Ketika ditanya tentang omset, Pak Toto menyebutkan, bahwa rata-rata pendapatannya bisa sampai Rp800 juta dalam satu tahun.

Baca Juga: Pemuda Ditemukan Tewas di Saluran Irigasi saat Mencari Rongsokan

“Alhamdulillah, per tahun itu omset bisa sampai Rp 800 juta, mungkin taun kemarin yang memang kurang dari segitu, the. Soalnya kemarin kan sempet terdampak korona juga, jadi tahun kemaren cuma bisa dapet Rp 600 juta,” tutur Pak Toto.

Toto berharap, semoga ke depannya, produk-produk lokal bisa semakin bersaing dengan produk yang lain, dan ia juga berharap, pemerintah juga bisa lebih memperhatikan nasib para pengrajin seperti dirinya agar bisa lebih membantu dalam peningkatan ekonomi mereka.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x