PRIANGANTIMURNEWS- Krisis energi kini tengah melanda sejumlah negara di dunia. Kelangkaan pasokan dan naiknya harga gas, naiknya tarif bahkan padamnya listrik, serta sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) menjadi beberapa alasannya.
Saat harga gas alam semakin mahal, menggunakan batu bara yang lebih murah tentu adalah pilihan yang realistis.
Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.
Baca Juga: Sah, Lutfi Agizal Menjadi Suami dari Nadya Indriyani
Imbasnya, Senin (4/10) kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 247/ton. Dalam sepekan terakhir, harga naik 25,97% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara melejit 183,23%!
Hal ini tentu sangat menguntungkan para konglomerat yang memiliki usaha di bidang pertambangan batu bara. Melesatnya harga batu bara berbanding lurus dengan kekayaan mereka.
Lalu, siapa saja konglomerat yang diuntungkan oleh melejitnya harga batu bara ini?
1. Low Tuck Kwong
Berdasarkan real time billionaire Forbes (7/10) Low Tuck Kwong tercatat sebagai taipan terkaya ke-10 di Indonesia, dengan total harta mencapai 2,2 miliar US dolar atau 31,3 triliun.