Utamakan Beli Produk Dalam Negeri, Jokowi:Tidak Ada Alasan Untuk Belanja Impor

- 14 Juni 2022, 17:12 WIB
Presiden Jokowi melarang semua jajaranya, Kementerian hingga lembaga daerah untuk tidak belanja impor, tapi belanja produk dalam negeri
Presiden Jokowi melarang semua jajaranya, Kementerian hingga lembaga daerah untuk tidak belanja impor, tapi belanja produk dalam negeri /presiden.go.id/

PRIANGANTIMURNEWS - Presiden Jokowi menegaskan kepada seluruh jajaran pemerintah baik pusat, kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, tidak ada alasan untuk membeli produk impor walaupun harga lebih murah.

Presiden Jokowi mengatakan, belanja produk dalam negeri dapat menciptakan nilai tambah serta menumbuhkan ekonomi dalam negeri dan tentu saja lebih efesien.

"Alat mekanik yang impor harganya Rp22,9 juta, dalam negeri harganya Rp28 juta, beli tetap yang produk dalam negeri. Jangan alasan lebih murah yang impor, enggak. Terpaut (harga) sedikit tetap beli yang produk dalam negeri," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022.

Baca Juga: Camillia Laetitia Azzahra, Adik Eril Bagikan Postingan: Menjadi Adikmu Hadiah Terbaik yang Allah Berikan

Presiden menyebutkan sampai saat ini belanja pemerintah pusat dan daerah masih di dominasi produk impor dengan nilai Rp 722,88 triliun, sedangkan produk dalam negeri hanya mencapau 180,72 triliun.


Kepala Negara menggarisbawahi belanja pemerintah pusat dan daerah masih didominasi produk impor, yakni senilai Rp722,88 triliun, sedangkan realisasi belanja produk dalam negeri hanya mencapai Rp180,72 triliun.

Menurut presiden, dengan membeli produk dalam negeri dapat memicu adanya investasi dari peningkatan kapasitas produksi pabrik, hingga perluasan lapangan kerja.

Baca Juga: Atalia Tak Kuasa Menahan Tangis Ketika Zara Peluk Peti Jenazah Eril Hingga Tertidur

"Kalau ada pabrik kecil yang biasanya melayani kapasitas seribu, karena ada pesanan dari pemerintah pusat 10 ribu, mau tidak mau dia akan ekspansi memperluas pabriknya, memperluas industrinya, pasti juga tambah tenaga kerja," ujarnya.

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengatakan bahwa dari sampel pengujian atas 853 produk impor yang dibelanjakan.

Sebanyak 560 produk atau sekitar 66 persen harganya lebih murah dibandingkan produk dalam negeri.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x