"Kalau dulu, dalam sehari saya bisa dapat omset Rp500 ribu sampai Rp 1 juta. Tapi sekarang mah sepi,Pak. Idul Adha kemarin juga tetap sepi tidak seperti Idul Adha beberapa tahun lalu," ujar pria berusia 65 tahun ini.
Baca Juga: Payung Geulis Tasikmalaya Go Internasional! Menjadi Perwakilan Kerajinan Indonesia di Thailand
Penyebab sepinya peminat golok jualannya menurut Yoyo karena masyarakat mungkin tidak ada uang untuk membelinya.
"Teu garaduheun artos panginten, Pak (Mungkin tidak pada punya uang)," ujar Yoyo.
Walaupun jualan golok Galonggongnya sedang mengalami penurunan peminat, Yoyo tetap optimis dengan usahanya.
"Mudah-mudahan peminat Golok Galonggong kembali banyak, Pak," harap Yoyo.
Baca Juga: Gunakan Gergaji dan Golok, Dua Warga Duel di Jalan Juanda Kota Tasikmalaya
Golok Galonggong yang mempunyai peran penting dalam kearifan lokal budaya Jawa Barat semoga akan kembali berjaya. Golok Galonggong yang merupakan bagian dari warisan budaya ini patut terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.
Untuk mengangkat kembali eksistensi golok Galonggong ini, peran dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga tentu harus hadir.
Salah satunya adalah dengan terus mempromosikan golok Galonggong. Sentra golok Galonggong terus didorong untuk dijadikan destinasi wisata yang kedepannya semoga akan menjadi destinasi unggulan Kabupaten Tasikmalaya.***