PRIANGANTIMURNEWS - Orang Indonesia ternyata banyak yang bersikap FOMO (fear of missing out) dan trending di media sosial setelah konser Blackpink.
Dimana sebagian dari para penonton yang mengikuti atau menonton konser Blackpink pada 11-12 Maret 2023 di Stadion Gelora Utama Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Tidak semua orang benar-benar penggemar dari Blackpink yang sebenarnya, dan jumlah mereka cukup banyak.
Baca Juga: Dua Petak Rumah di Tasikmalaya Ludes Terbakar, Lebih dari 10 TV yang akan Diservice Hangus
Malah mungkin beberapa orang sebenarnya tidak terlalu menyukai, hanya karena ikut-ikutan demi menjaga hubungan baik dengan lingkungan.
Seperti yang diucapkan oleh sejumlah warganet di twitter yang menyiratkan bahwa beberapa peristiwa yang terlihat saat konser, terlihat FOMO.
“Inilah kalau nonton cuma gara-gara fomo bukan beneran fans,” tulis netizen di media sosial.
Topik perbincangan FOMO masih ramai hingga Rabu, 15 Maret 2023 saat mulai booming pada Senin, 13 Maret 2023 di media sosial Twitter.
Baca Juga: Bulan Suci Penuh Berkah dengan Shopee: Raih Diskon Terbesar di Big Ramadan Sale 2023
Lantas apa sih sebenarnya maksud dari FOMO tersebut?
Singkatnya, pernahkah merasa takut tertinggal informasi terbaru dan terkini, dan takut ditinggal karena itu ?
Dikutip dari BFI, FOMO merupakan suatu sindrom yang gejalanya ditandai dari perasaan takut karena tertinggal dan ditinggal.
Dimana acuan parameter tersebut adalah takut tertinggal tren masyarakat yang saat itu tengah booming, termasuk dalam mempertahankan hubungan didalamnya.
Sehingga tidak sedikit para pemilik sindrom tersebut mengesampingkan prinsip pribadinya dan bahkan kebutuhan pribadinya pula.
Baca Juga: Baim Wong Kasih Uang Kadeudeuh, Yandi: Jangan Sombong, Harus Berbagi dan Rendah Hati!
Istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Andrew K. Przybylski yang merupakan seorang ilmuwan pada tahun 2013 lalu.
Kekhawatiran dan ketakutan akan ketertinggalan tren tersebut mendorong mereka untuk terus menerus mengetahui 'apa yang dilakukan orang lain'.
Sindrom ini berkembang dengan signifikan dan berlebih akibat impact negatif dari media sosial dalam menjalin hubungan.
Termasuk didukung dengan notifikasi gadget serta search trending dimana pada akhirnya pola pikir akan terus berputar dalam topik tersebut.
Dasarnya setiap orang memerlukan keterlibatan untuk berbicara dan bersosialisasi, ini adalah penyebab dari individu terkena sindrom FOMO.
Istilah sederhana yang tepat untuk menggambarkan FOMO ini adalah 'ikut-ikutan', karena tujuan mereka bukan karena suka tetapi karena ingin tak ditinggal.
Bahaya FOMO
Fenomena sindrom FOMO ini dapat mengganggu aspek dalam kehidupan seseorang dan itu cukup parah tergantung seberapa mereka tidak ingin tertinggal seperti:
1. Mempengaruhi Kondisi Finansial
2. Mengancam Kesehatan Jiwa
3. Mempengaruhi Lingkungan Hubungan Sosial
Faktor FOMO
Pemicu utama dari sindrom FOMO adalah penggunaan media sosial yang berlebihan.
1. Penggunaan gadget yang berlebih
2. Membandingkan diri dengan orang lain
3. Kurang bersyukur atas apa yang dimiliki
4. Mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar
Baca Juga: Raisa Kupas Tuntas Cerita Dibalik Lagu-lagunya. Ada Yang Karena Bikin Janji Palsu Juga Buat Ibunya?!
Ciri-ciri Sindrom FOMO
1. Menghabiskan banyak waktu bermain gadget
2. Lebih mementingkan media sosial daripada kehidupan nyata
3. Haus akan gosip terbaru dan informasi mengenai kehidupan orang lain
4. Rela merogoh kocek yang tidak sedikit demi mengikuti trend terkini
5. Tidak keberatan untuk berkata setuju apabila diajak untuk mengikuti sesuatu yang tengah ramai atau populer
6. Selalu ingin tahu tren terkini***