Belajar dari Makanan 3 bersaudara: Kupat, Lemper, dan Lontong khas Jawa

22 Februari 2021, 18:38 WIB
Lemper cantik. /IG Kemendikbud/

PRIANGANTIMURNEWS- Berbicara soal makanan tidak akan pernah habis sebab negara Indonesia adalah negara beranekaragaman.

Di bumi nusantara ini, pasti sudah tidak asing lagi mendengar makanan tiga bersaudara yaitu kupat, lemper, dan lontong. Mengapa disebut tiga bersaudara, karena makanan tersebut memiliki banyak kesamaan salah satunya dibungkus menggunakan daun.

Meskipun, adanya perkembangan zaman dan teknologi semakin maju, makanan ini tetap enak dinikmati bila dibungkus menggunakan daun. Kupat, lemper dan lontong merupakan makanan khas jawa, baik itu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Makanan ini juga termasuk makanan tradisional yang harus dilestarikan dan diproduksi agar dapat membantu perekonomian masyarakat.

Baca Juga: 5 Atsitektur Bangunan yang Bersejarah dan Menawan di Indonesia

Dikutip dari buku kemendikbud, disana ditulis secara terperinci mengenai makna penamaan dan pembelajaran yang di kupat, lemper dan lontong, yaitu sebagai berikut.

Pertama, Kupat. Dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Ketupat.
Makanan ini bebahan dasar beras dengan pembungkus dari daun kelapa. Kupat adalah menu yang wajib ada dalam hari raya Idul Fitri/ lebaran. Kupat sudah ada di Indonesia sebelum datangnya agama Islam.

Kupat memiliki arti khusus. Akronim dari kupat sendiri adalah ngaku lepat. Ngaku lepat berarti mengakui kesalahan. Kesalahan yang telah diperbuat selama menjalani kehidupan. Tak asing lagi kenapa kupat dijadikan menu wajib di bulan syawal itu, sebab di bulan syawal, seluruh umat manusia diciptakan dan dilahir kembali seperti bayi dilahirkan.

Baca Juga: Ini 10 Bagian Terenak Daging Sapi dan Cara Mudah Pengolahannya

Selain itu, Idul Fitri juga identik dengan saling memohon maaf sesama masyarakat. Hal ini selaras dengan makna kupat. Setelah mengakui kesalahan maka dianjurkan untuk meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya.

Kedua, Lemper. Lemper adalah makanan yang tebuat dari beras ketan dan dibungkus menggunakan daun pisang. Lemper selalu disajikan dalam berbagai acara seperti pernikahan, pegajian, khitanan, seminar, rapat-rapat, dan acara lainnya.

Lemper merupakan akronim dari dielem atimu ojo memper. Maksudnya adalah saat mendapatkan pujian dari orang lain, hati tidak boleh menjadi sombong atau membanggakan diri.

Baca Juga: Presiden Republik Aer Harniwan Obech: Ayo Tukarkan Sampah Jadi Emas

Sifat hati manusia yang berubah-ubah menjadikan hati selalu merasa sombong dan merasa rendah hati. Namun, kita harus selalu rendah hati apapun yang terjadi. Hal ini dilakukan agar tali persaudaraan di antara manusia tetap terjalin, tanpa adanya hubungan yang rusak disebabkan masalah hati yaitu sombong.

Ketiga, Lontong. Lontong merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras kemudian dibungkus dengan daun pisang dan direbus.

Lontong bisa dimakan dengan dicampurkan ke makanan-makanan, seperti opor, gado-gado bumbu kacang, lotek, rujak cingur, sate ayam dan lain-lain. Lontong merupakan akronim dari olone dadi kothong, artinya segala keburukan akan hilang.

Baca Juga: Sekumpulan Orang di Myanmar Meminta Pertanggungjawaban Atas Terbunuhnya Dua Pengunjuk Rasa

Maksud dari makna hilangnya segala keburukan adalah segala manusia akan diampuni dosa oleh tuhannya. Namun, tetap harus menyadari apa kesalahannya tersebut dan meminta maaf.

Dari tiga makanan kupat-lemper-lontong, sebagai manusia kita diajarkan bagaimana cara meminta maaf, tidak boleh sombong, dan percaya segal keburukan akan hilang jika diakui dan berjanji tidak akan mengulanginya.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @Kemendikbud.ri

Tags

Terkini

Terpopuler