Cara Atasi Anak Mengompol di Malam Hari

- 19 Desember 2020, 10:11 WIB
Gambar seorang anak kecil
Gambar seorang anak kecil /pixabay/PRIANGANTIMURNEWS AGUS
PRIANGANTIMURNEWS- Atasi anak mengompol di malam hari suatu hal yang harus dilakukan oleh orang tua selama mengasuh anak. 
 
Anak yang masih usia 5 tahun lebih dan masih ngompol itu bisa menjadi pertanda enuresis, bisa ditangani dengan cara memperbaiki pola makan.
 
 
Irfan Wahyudi selaku Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, menyarankan agar membatasi pola makan tinggi protein dan garam dengan asupan cairan pada anak di malam hari.
 
Sebagaimana diberitakan Antara, Sabtu 19 Desember 2020. "Perbaikan gaya hidup yang dapat dilakukan yakni menghindari konsumsi cairan berlebih pada malam hari, memastikan konsumsi cairan yang cukup sepanjang hari, menghindari diet tinggi protein, garam pada malam hari (karena menginduksi diuresis)," kata dia dalam konferensi pers virtual.
 
Ingatkan anak untuk berkemih sebelum tidur dengan posisi buang air kecil yang baik dan benar, serta memberi penghargaan jika anak tidak mengompol.
 
Selain itu, ada juga terapi yang dianjurkan salah satunya terapi alarm yang memungkinkan alarm berbunyi dan membuat anak terbangun lalu pergi ke kamar mandi saat celana anak basah akibat mengompol.
 
Terapi dengan tingkat keberhasilan mencapai 80 persen ini dilakukan selama 2-3 bulan atau sampai anak bebas mengompol selama 14 hari. Angka kekambuhan usai anak menerapkan terapi alarm dikatakan cukup rendah.
 
"Tentunya peran orang tua sangat penting pada terapi ini. Terapi dianggap berhasil jika anak tidak mengompol selama 1 bulan tanpa pemaikaian alarm, dan kebanyakan akan membuahkan hasil yang baik setelah 3-4 bulan terapi," tutur Irfan.
 
Irfan mengatakan, selain terapi alarm, masih ada pilihan lain antara lain uroterapi, diuretik, antikolonergik hingga penggunaan obat seperti desmopressin untuk mengatasi anak mengompol pada malam hari.
 
Cara kerja desmopressin yakni dengan mengurangi produksi urin ke tingkat normal pada malam hari. Jika terapi awal menunjukkan perbaikan maka dilanjutkan hingga 3 bulan, tetapi jika tidak ada perbaikan maka dokter bisa menambahkan dosisnya.
 
"Terapi yang dilakukan perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasari pasien seperti pemantauan perawatan memainkan peran yang penting untuk keberhasilannya," kata dia.***
 

Editor: Agus Kusnanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x