Malas Bisa Jadi Tanda Depresi, Tapi Apakah Orang Pintar Cenderung Malas? Ini Penjelasannya

- 8 Januari 2023, 09:04 WIB
Ilustrasi orang malas tapi pintar./Pexels/
Ilustrasi orang malas tapi pintar./Pexels/ /

PRIANGANTIMURNEWS- Kita semua pasti punya seorang teman yang pintar tapi terlihat malas bergerak alias kaum mageran.

Karakter tersebut bahkan sering ditunjukkan di dunia fiksi.

Sebut saja seperti di Anime Naruto yang menyuguhkan karakter Shikamaru Nara yang sebenarnya dia digambarkan punya IQ tinggi tapi dia termasuk orang yang gak mau ribet dan mager.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Beruntung Hari Ini, Minggu, 8 Januari 2023, Karir Taurus dan Cancer Berpotensi Bagus

Kemudian ada lagi, film detektif terkenal 'Sherlock Holmes' yang digambarkan mempunyai IQ tinggi namun mempunyai sifat yang aneh dan mager. 

Karakter mager demikian rupanya ada di dunia nyata. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mager berhasil dalam hidupnya menjadi orang sukses. 

Salah satu contohnya adalah Albert Einstein yang diceritakan semasa sekolah sampai kuliah ia terkenal sebagai seorang yang mager.

Ia termasuk ke dalam mahasiswa yang bisa dikatakan tidak jelas hidupnya, lantaran mendapat nilai jelek dan sering bolos kelas. 

Baca Juga: Rozy Ketar Ketir, Norma Risma Minta Bantuan Hotman Paris Untuk Jadi Pengacaranya

Setelah lulus kuliah pun Albert Einstein sempat menganggur. Meskipun demikian, Albert Einstein mampu menciptakan beberapa teori penemuan yang bisa mengubah cara memandang dunia.Ilustrasi orang malas tapi pintar./Pexels/

Dari fenomena demikian, sebenarnya istilah 'orang malas cenderung pintar' itu apakah benar adanya atau hanya alibi semata orang malas?

Berikut penjelasannya dilansir dari kanal Youtube Satu Persen. 

Definisi malas

Satu persen mendefinisikan malas memakai tes 'The Big Five Personality'. Dimana dalam tes tersebut dikatakan orang malas itu memounyai 'tingkat konsentrasi rendah'.

Sebaliknya orang yang mempunyai 'tingkat konsentrasi tinggi' cemderung orang yang terorganisir, rapih, bertanggung jawab, berpikir ke depan, gigih dan berorientasi pada hasil atau tujuan.

Semakin tinggi konsentrasinya, semakin rajin orang tersebut dan semakin rendah konsentrasinya semakin orang tersebut mager.

Meskipun demikian 'tingkat konsentrasi tinggi-rendah' seseorang tidak bisa di cap baik atau buruk. Karena hal keduanya memiliki plus dan minusnya masing-masing.

Baca Juga: Waduh! Oknum Polisi Berpangkat Kombes Jakarta Utara Tertangkap Nyabu Bersama Wanita di Hotel

Misalnya orang yang konsentrasinya tinggi, cenderung akan kaku dan orang dengan konsentrasnya rendah bisa jadi menjadi pribadi yang easy goingz chill dan lain sebagainya.

Dari tes tersebut, bisa dikatakan malas adalah sebuah situasi di mana sebenarnya seseorang mampu melakukan sesuatu tapi tidak dilakukan.

Malas juga bisa diartikan sebagai perilaku menunda-nunda. Dengan adanya perilaku tersebut seseorang bisa dikatakan 'buruk' namun sering dilakukan oleh orang pintar.

Timbul pertanyaan, Apakah benar orang pintar itu cenderung malas dan apakah malas adalah karakteristik orang pintar? Jawaban dari mentor Satu Persen adalah bisa jadi.

Baca Juga: Prediksi Hujan di Sekitar Bandung Turun di Januari, BMKG: Ada Gangguan Eks Siklon Tropis Ellie

Bayangkan ada dua kelompok, jadi kelompok pertama adalah kelompok orang yang suka mikir, suka tantangan, suka tugas yang kompleks. Sementara kelompok yang kedua orang-orang yang gak suka mikir, orang-orang yang suka hal-hal yang simpel-simpel, yang pasti-pasti aja.

Kedua kelompok jni kemudian diberi sebuah alat pengukur yang bisa mengukur aktivitas mereka masing-masing.

Setelah diukur oleh jam tangan yang mengukur keaktifan, kelompok satu yang kategorikan sebagai kategori orang pintar ternyata mereka tidak seaktif orang-orang.

Mudahnya adalah orang yang pinter cenderung memang lebih malas bergerak terutama dalam aktivitas fisik.

Mereka lebih suka mikir, lebih suka pekerjaan yang menggunakan otak daripada menggunakan otot.

Baca Juga: Ini 11 Nama Asli Pemain Sinetron Melukis Senja, Segera di SCTV, ada Kenny Austin

Biasanya orang yang pintar itu cenderung akan bergerak, ketika memang mereka merasa bahwa pekerjaan tersebut dianggap penting atau menantang. 

Kemudian timbul pertanyaan, Kalau orang pintar cenderung mager, Apakah orang enggak pintar cenderung rajin? Lagi-lagi jawabannya adalah bisa jadi.

Setelah ditelisik lebih dalam, ditemukan bahwa ternyata memang sifat-sifat rajin itu dimiliki oleh orang-orang yang mungkin IQ-nya tidak sebesar itu.

Kemungkinan orang yang IQnya biasa saja bisa rajin adalah berkaitan dengan 'survival'. Karena orang tersebut merasa dirinya perlu survive di dunia yang cukup keras ini.

Kemudian timbul lagi pertanyaan, Apakah benar kalau orang malas adalah orang yang cenderung pintar? Jawabannya, tidak.

Baca Juga: VIRAL! 3 Remaja Putri Dikunci Pegawai di Dalam Kamar Mandi SPBU , Masalahnya Sepele

Ketika seseorang malas, belum tentu orang tersebut pintar. Namun ketika seseorang tersebut pintar, maka dia akan cenderung malas.

Berbicara soal malas, semua orang pasti mengalami sifat tersebut. 

Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa malas memang salah satu karakteristik dari orang yang cenderung pintar. Namun orang yang malas-malasan belum tentu dia orang pintar.

Kenapa? Karena bisa jadi orang yang malas-malasan bahkan berbulan-bulan sedang mengalami gejala depresi.

Namun seseorang bisa di cap mengalami depresi atau tidak hanya bisa diucapkan oleh profesional di bidangnya.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tak Mau Kalah, Kokom Menambah Daftar Kucing yang Diangkat Jadi Pegawai Kantoran

Tapi, kita bisa tahu seseorang sedang stres atau tidak ketika seseorang tersebut terlihat kehilangan minatnya untuk melakukan sesuatu.

Kemudian, orang tersebut merasa tidak punya energi untuk melakukan apapun.

Terakhir, gejalanya adalah kehilangan konsentrasi setiap hari.***

Sumber: Youtube Satu Persen - Indonesia Lifestyle School

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah