Membaca Buku Dapat Hilangkan Stres Menjadi Karya, Galau Menjadi Puisi

- 11 November 2020, 19:16 WIB
Seorang remaja sedang membaca buku di halaman kolecer alun-alun Parigi.
Seorang remaja sedang membaca buku di halaman kolecer alun-alun Parigi. /Aldi Nur Fadilah./

Stres yang biasanya dirasakan berlama-lama, semakin terasa berkurang dengan obat yang orang lain mungkin kedengarannya tabu, yaitu membaca buku.

Buku pertama yang membawa saya menjadi penulis adalah bukunya Fiersa Besari - Garis Waktu. Isinya tentang konflik batin dan kisah patah hati. Seperti sebuah tamparan bagi saya yang baru saja mengalami patah hati kembali.

Saya ingat waktu itu kegiatan mendaki menjadi salah satu hobi saya. Tahu dari teman saya yang menawarkan buku karya seorang pendaki yang membuat saya menjadi tertarik untuk mengetahui lebih mendalam.

Saya pernah menyangka bahwa membaca buku hanya membuang waktu saja. Ternyata itu hanya opini, bukan fakta.

Pasalnya, setelah saya coba, ternyata bisa menghilangkan stres jadi karya dan galau menjadi puisi. Buku pertama saya "Pesan Untuk Semesta" pada tahun 2019 merupakan kumpulan prosa, perasaan, dan pemikiran selama menghadapi berbagai romantika kehidupan. Ternyata memang benar, apa yang kita baca akan menjadi apa yang kita hasilkan.

Teringat kembali soal teman saya yang menjadi kutu buku ulung. Karena yang di baca adalah buku pelajaran, sehingga yang dihasilkan adalah diterima di kampus negeri ternama. Mengingat proses terakhir literasi adalah menulis.

Maka pada saat buku pertama itu terbit. Temen saya pun terkejut, karena dulu saya benar-benar membenci kelakuannya yang sering membaca. Tiba-tiba lama tak berjumpa, saya muncul dengan sebuah karya dalam bentuk buku prosa. Ah, sial.

Saya termakan omongan sendiri. Anggaplah itu sebagai karma yang baik. Disitulah aku percaya karma itu ada. Untungnya, dia hanya mengucapkan terimakasih atas keberhasilan yang aku capai dari rasa benci yang aku dulu telah lalui.

Sungguh sebuah keajaiban yang bukan hanya saya saja yang merasakan. Temen-temen di komunitas pun menjadikan alternatif penghilang stres dan bosan dengan membaca. Itu alasannya kenapa saya nulis tentang ini, kembali stres dan saya coba menulis kembali ingatan-ingatan yang lama tersimpan di gudang pikiran.

Membaca ulang, membuat puisi dan menyatakan cinta pada membaca.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x