Afghanistan Mengalami Krisis Kemanusiaan Ketika Taliban Berkuasa

25 Agustus 2021, 13:20 WIB
Penerbang Angkatan Udara AS tengah mengarahkan para pengungsi di Bandara Internasional Hamid Karzai. /Reuters/

PRIANGANTIMURNEWS– Taliban kini telah berhasil berkuasa dan mengambil alih wilayah Afghanistan.

Di bawah baying-bayang penguasaan Taliban membuat Afghanistan mengalami krisis kemanusiaan.

Iran, Pakistan dan Tajikistan sebagai negara-negara tetangga Afghanistan harus membuka perbatasan untuk membuat lebih banyak orang pergi di negara tersebut.

Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan saat tenggat waktu pengangkutan udara semakin dekat

Dilansir Reuters pada Rabu, 25 Agustus 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan membereskan proses evakuasi pada akhir bulan Agustus dan membuka peluang untuk perpanjangan tenggat waktu.

Baca Juga: Resep Donat Empuk dengan Toping Coklat, Emmmm Enak!

Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan risiko kelaparan, penyakit serta penganiayaan setelah kekacauan yang terjadi di Afghanistan.

Uni Eropa, kini tengah membuat rencana untuk memberi bantuan ke Afghanistan dengan lebih cepat.

Uni Eropa sedang melakukan pencarian bersama PBB terhadap pengiriman dan jaminan keamanan di lapangan dan kepala hak asasi manusia PBB sudah menerima laporan terkait pelanggaran Taliban di Afghanistan.

Diplomat NATO menjelaskan bahwa beberapa kelompok untuk bantuan internasional berkeinginan untuk membawa staf Afghanistan mereka ke negara-negara tetangga.

Baca Juga: Tagar ‘Tolak Politisasi 3 Periode’ jadi Trending di Twitter, Megawati Angkat Bicara

Para pemimpin negara-negara G7 seperti Inggris Kanada, Prancis, jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat membahas komitmen untuk Afghanistan untuk membereskan kekacauan di Afghanistan.

Para pemimpin di Taliban tengah berusaha untuk menunjukan jati diri yang sangat moderat setelah berhasil mengambil alih Kabul dan telah memulai perbincangan untuk pembentukan pemerintahan, mencakup diskusi bersama para musuh lama, termasuk dengan mantan Presiden Hamid Karzai.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler