Iran Picu Kebangrutan Israel Lebih Cepat: Hutang Meroket Dua Kali Lipat

18 April 2024, 08:50 WIB
Hutang publik Israel meningkat sebanyak  8,7 persen dari tahun 2023 atau 300 miliar USD disebabkan oleh inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi dipicu oleh Perang Gaza./Freepik /

PRIANGANTIMURNEWS - Serangan Iran ke Israel telah memicu kebangkrutan negara itu lebih cepat dengan meninggalkan hutang perang yang meroket.

Hutang Israel melonjak dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Laporan itu disampaikan oleh Kementerian Keuangan Israel pada Senin, 15 April 2023.

Dalam perbandingan per tahunnya, Israel memiliki total hutang 60,5 persen pada tahun 2022. Dengan anggaran belanja perang dan terjadinya penyusutan Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: Abaikan Resolusi Gencatan Senjata PBB, Israel Bombardir Rafah!

Total Hutang Israel naik pada tahun 2023 sebesar 16 persen dari PDB bersamaan dengan meletusnya perang di Gaza dengan Palestina.

Kementerian keuangan memperkirakan Hutang publik Israel akan terus meroket menjadi 67 persen pada tahun 2024 dipicu serangan Iran pada Sabtu, April 2024.

Hutang publik Israel yang meningkat menjadi 300 miliar US dollar (USD), sebagiannya juga dipicu oleh inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Baca Juga: 23 Pekerja Bantuan Pangan Palestina Dibunuh Israel dalam Intensitas Serangan yang Meningkat

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Israel telah mengumpulkan hutang sebesar 43 miliar USD tahun 2023.

Dimulai dengan 22 miliar USD pada bulan Oktober 2023 atas saat penyerangan pertama Hamas ke Israel. Sebelumnya Israel telah memiliki hutang sebanyak 17 miliar tahun 2022.

Sementara para analis keuangan memperkirakan angka yang jauh lebih besar untuk hutang Israel tahun lalu.

Baca Juga: Anadolu Bantah Klaim Israel Tentang Terowongan Hamas di Bawah Rumah Sakit, oleh Bukti Foto

Mereka memperkirakan Israel telah membutuhkan sebanyak 53 miliar USD untuk memicu perangnya di Gaza pada Oktober 2023.

Sumber analis tersebut dikutip oleh Calcalist. Sebuah kabar harian keuangan Israel, bersama dengan laporan Kementerian Keuangan.

Calcalist, mengabarkan bahwa setengah dari biaya itu digunakan untuk pertahanan, dengan total 264 Juta USD per hari.

Baca Juga: Al Jazeera Mengecam: 2 Jurnalis Terkemuka Dibunuh Israel! Termasuk Anak Wael Al-Dahdouh

Sementara 11 sampai 16 miliar USD mengcover hilangnya pendapatan, 4-5 miliar USD untuk kompensasi bisnis, sisanya sebanyak 3-5 miliar demi tujuan rehabilitasi pasca perang.

Hutang Israel yang semakin melonjak akan menyebabkan PDB Israel terus meningkat pula.

Laporan yang muncul pada bulan Februari 2024 lalu, mengatakan dalam kurun waktu tiga bulan perang. Perekonomian Israel menurun drastis hampir 20 persen.

Baca Juga: Israel Paksa Tahanan Gaza Pakai Rompi Peledak, Parlemen Prancis Menuntut Sanksi

Biro Pusat Statistik Israel menyampaikan bahwa PDB merosot menjadi 19,4 persen pada kuartal keempat di tahun 2023.

Itu bahkan menjadi yang terburuk sejak kuartal kedua di tahun 2020. Dimana lockdown saat itu diberlakukan karena adanya virus COVID-19.

Saat ini, perusahaan keuangan Fitch hingga Moody's menurunkan peringkat kredit Israel akibat perang yang meletus di Gaza, Palestina.

Baca Juga: Israel Paranoid: Bangun Tembok Anti-Terowongan Hamas di Perbatasan Mesir sampai Gaza

SANKSI UNTUK IRAN TAK BERPENGARUH

Israel meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengambil tindakan atas penyerangan tak terduga Iran yang telah merugikan negaranya.

Sekutu Israel seperti Amerika Serikat (AS),Inggris, Prancis, Kanada dan Uni Eropa (UE) sepakat akan segera menyusun sanksi baru untuk Iran.

Namun menurut, Mohamad Elmasry, seorang profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha menyampaikan,

Baca Juga: Wilayah Gaza Utara Telah di Duduki Israel, Masuki Perang Tahap 3 Beralih Pada Serangan Udara

Bahwa kecil kemungkinan negara yang sudah terkena sanksi itu akan merasakan dampak besar dari tindakan penyerangannya.

“Anda telah melakukan sebagian besar hal yang dapat Anda lakukan dengan sanksi tersebut. Iran telah membuktikan dirinya relatif tangguh. Mereka beralih ke Rusia dan China,” ungkap Elmasry.

“Jadi sekarang misalnya, Iran mengekspor sekitar 90 persen minyaknya ke China. Mereka mampu tetap bertahan, meskipun mereka jelas terpukul secara ekonomi,” tambahnya

Baca Juga: Israel Paksa Tahanan Gaza Pakai Rompi Peledak, Parlemen Prancis Menuntut Sanksi

Elmasry juga menyampaikan bahwa sikap sekutu Israel itu sangat 'menarik' untuk diperhatikan keberpihakannya.

Bahwa para pemimpin Barat (sekutu Israel) hanya fokus pada serangan Iran terhadap Israel.

Sementara tidak mengakui serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada awal April lalu, yang menjadi pemicu serangan Isran tersebut.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: the cradle

Tags

Terkini

Terpopuler