Baru Beberapa Jam Gencatan Senjata, Polisi Israel Kembali Serang Warga Palestina di Kompleks Masjid Al Aqsa

- 21 Mei 2021, 20:44 WIB
Tangkap layar video saat Polisi Israel kembali menembakkan gas air mata dan granat kejut ke tengah kerumunan warga Palestina yang tengah merayakan gencatan senjata di pelataran kompleks Masjid Al Aqsa
Tangkap layar video saat Polisi Israel kembali menembakkan gas air mata dan granat kejut ke tengah kerumunan warga Palestina yang tengah merayakan gencatan senjata di pelataran kompleks Masjid Al Aqsa /Twitter/@MCAoPS/

PRIANGANTIMURNEWS- Polisi Israel kembali menembakkan granat setrum dan gas air mata kepada kerumunan warga Palestina di pelataran kompleks Masjid Al Aqsa pada hari Jumat, 21 Mei 2021, hanya beberapa jam setelah diberlakukannya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Itu menjadi tanda pertama bahwa Israel tidak serius untuk memberlakukan gencatan senjata yang menghentikan konflik Gaza terbaru pada hari Kamis setelah hampir dua minggu pertempuran yang menewaskan ratusan orang warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan.

Tidak ada laporan pelanggaran pada Jumat pagi, meskipun masing-masing pihak mengatakan siap untuk membalas setiap serangan roket atau serangan udara oleh pihak lain.

Baca Juga: Israel – Palestina Berlakukan Gencatan Senjata, Ini Pengertian Gencatan Senjata

Mesir, yang menengahi perjanjian itu, mengatakan akan mengirim dua delegasi untuk memantau gencatan senjata.

Segera setelah salat Jumat, ratusan warga Palestina mengadakan perayaan di Al-Aqsa di mana mereka mengibarkan bendera dan spanduk sebagai tanda bagi kegembiraan mereka.

Belum diketahui jelas apa yang menjadi pemicu penyerangan yang dilakukan Polisi Israel kepada warga Palestina tersebut.

Baca Juga: Gencatan Senjata Antara Hamas dan Israel Akhirnya Diumumkan

Namun, Polisi di Yerusalem lagi-lagi menggambarkan peristiwa di kompleks masjid suci ketiga tersebut, sebagai "kerusuhan."

"Segera setelah sholat tengah hari berakhir, penyerangan kembali terjadi," kata seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut.

Diketahui sebelumnya, pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidatonya memperingatkan Hamas agar tidak meluncurkan roket lebih lanjut setelah gencatan senjata.

Baca Juga: Presiden AS Joe Bidden Minta Israel Hentikan Serangan Jelang Gencatan Senjata

Sebagaimana dikabarkan CNBC bahwa Netanyahu berjanji akan menanggapi dengan "tingkat kekuatan baru melawan ekspresi agresi terhadap komunitas di sekitar Gaza dan bagian Israel lainnya."

Diketahui juga, bahwa ribuan orang Palestina telah melakukan perayaan di jalan-jalan setelah gencatan senjata diberlakukan, sebagian besar dalam suasana hati yang gembira.

Lebih dari 10 hari pemboman udara dan artileri Israel telah menewaskan sedikitnya 243 warga Palestina - termasuk setidaknya 66 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza - dan membawa kehancuran di Jalur Gaza.

Baca Juga: Empat Jurnalis Palestina Berbagi Pengalaman Mereka Saat Meliput Pemboman Terus-menerus Israel di Kota Gaza

Apa yang dimulai dengan pengusiran dan penggusuran paksa di Sheikh Jarrah yang pertama kali terjadi beberapa minggu lalu di Yerusalem Timur telah berubah menjadi konflik yang menyebar jauh di luar tembok kuno kota - dan mengundang protes di seluruh dunia.

Penyerangan yang dilakukan polisi Israel terhadap jamaah Palestina dan nasionalis Israel - serta rencana untuk mengusir keluarga Palestina dari tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah Yerusalem timur - telah menyebabkan terjadinya hari-hari kekerasan di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa awal bulan ini.

Hamas mulai meluncurkan roket ke Israel pada 10 Mei ketika kelompok itu berjanji untuk membuat negara Zionis tersebut membayar harga yang mahal untuk perlakuan semena-mena mereka terhadap warga Palestina dan situs tersuci ketiga mereka dalam Islam, yang terletak di sebuah kompleks suci bagi Muslim dan Yahudi. Namun, Israel kemudian menanggapinya dengan serangan udara selama beberapa hari di Gaza dan menghancurkan gedung-gedung dan pemukiman yang ada di sana.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: CNBC Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah