Network
PRIANGANTIMURNEWS- Pasukan Rusia berusaha memblokade kota pelabuhan Mariupol di Ukraina Tenggara, mematikan pasokan listrik, air dan pemanas dengan pemboman yang mencegah penduduk melarikan diri, kata pihak berwenang setempat, Kamis.
Saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu kedua, kota pelabuhan itu menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit dengan penembakan terus-menerus selama 24 jam terakhir, kata Walikota Vadym Boichenko dalam sebuah siaran video.
Pemerintah kota menyamakan serangan Rusia dengan pengepungan maut yang berkepanjangan oleh Nazi Jerman di kota Leningrad yang saat itu merupakan Soviet selama Perang Dunia Kedua.
'Mariupol tetap di bawah api. Wanita, anak-anak dan orang tua menderita. Kami sedang dihancurkan sebagai sebuah bangsa. Ini adalah genosida rakyat Ukraina,' kata dewan kota dalam sebuah pernyataan.
Kerabat orang-orang yang masih di kota mengatakan kepada Reuters bahwa mereka belum mendengar kabar dari orang yang mereka cintai karena pemadaman listrik dan sangat membutuhkan berita.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Hoki Dalam Kehidupan Percintaan, Nomor 4 Punya Selera Humor Tinggi
'Mereka sekarang berada di pusat permusuhan dan saya jauh dari mereka dan tidak dapat membantu,' kata pengemudi Dmitriy, 30 tahun, yang telah bepergian ke luar negeri untuk bekerja tepat sebelum perang pecah, meninggalkan istri dan putranya di Mariupol. .
'Saya tidak dapat menghubungi mereka selama sekitar 24 jam,' katanya melalui pesan. 'Kita semua menjalani kehidupan yang damai, bekerja, belajar, membuat rencana, sampai hidup benar-benar terbalik.***
