Bentrokan Antara Serbia dan Kosovo Melibatkan pasukan NATO

- 30 Mei 2023, 09:00 WIB
Pasukan NATO harus turun tangan di tengah memuncaknya bentrok antara Kosovo dan orang-orang Serbia di Kosovo saat pemilihan Walikota di wilayah Kota Zvecan, Kosovo Utara pada Senin, 29 Mei 2023./Anadolu
Pasukan NATO harus turun tangan di tengah memuncaknya bentrok antara Kosovo dan orang-orang Serbia di Kosovo saat pemilihan Walikota di wilayah Kota Zvecan, Kosovo Utara pada Senin, 29 Mei 2023./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Ketegangan antara Serbia dan Kosovo kembali memuncak saat pemilihan walikota wilayah Kota Zvecan, Kosovo Utara yang didominasi orang Serbia.

 

Bentrokan tersebut harus melibatkan turunnya pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin NATO di Kosovo (KFOR) pada hari Senin, 29 Mei 2023.

Pasukan itu membubarkan orang-orang Serbia yang melakukan protes di wilayah tersebut dengan menggunakan gas air mata.

Baca Juga: Serbia Tersingkir Dari Piala Dunia 2022 Qatar Setelah Kalah Dramatis dari Swiss

Para pengunjuk rasa didominasi orang Serbia yang menetap di Kosovo Utara. Mereka melarang walikota Albania yang baru terpilih untuk memasuki tiga gedung kota.

Para pengunjuk rasa berusaha untuk menembus penjagaan polisi di depan balai kota. Para polisi juga menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Selain itu KFOR juga menggunakan cara yang sama, menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Mereka tidak mundur dan membalas dengan batu dan tongkat. Banyak tembakan terdengar di wilayah tersebut.

 

Menurut laporan media setempat, beberapa orang terluka dalam bentrokan tersebut, namun jumlahnya tidak dapat diverifikasi secara independen.

Baca Juga: Korban Perang Saudara Sudan Terus Meningkat, Tenaga Medis: Naik Menjadi 863 Orang

Yang terluka dirawat di pusat kesehatan di Zvecan, dan yang mengalami luka lebih serius diangkut ke rumah sakit di Kosovska Mitrovica.

Untuk memantau situasi, Helikopter NATO terbang di atas area tersebut. Polisi dan KFOR telah memagari balai kota dan meningkatkan penempatan staf di daerah tersebut.

Ini adalah protes kedua yang dilakukan dalam lima hari.

 

Pada hari Jumat, 26 Mei 2023 orang-orang Serbia berkumpul di kota Zvecan untuk mencegah walikota Albania yang baru terpilih mengambil tugas resminya setelah dilantik.

Selama bentrokan dengan polisi, 10 orang terluka pada hari tersebut.

Sementara bulan lalu, orang-orang Serbia di Kosovo memboikot pemilihan pemerintah daerah untuk empat kotamadya di Kosovo Utara.

Baca Juga: Presiden Jokowi Serukan Revolusi untuk Hentikan Perang di Pertemuan KTT G7

Hanya 3,47 persen pemilih yang berhak memberikan suara, menurut Komisi Pemilihan Pusat Kosovo (KQZ).

Setelah pemilihan, UE mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah pemilih yang rendah tidak memberi kota solusi politik jangka panjang.

Sementara itu, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama.

 

Mendesak walikota Albania yang terpilih untuk menahan diri guna memenuhi tanggung jawab mereka untuk mewakili dan melayani semua anggota komunitas.

Saat ketegangan meningkat di wilayah tersebut, Serbia memerintahkan tentaranya untuk maju ke perbatasan negara dengan Kosovo.

Mendesak NATO untuk menghentikan kekerasan terhadap orang Serbia lokal di Kosovo.

Warga Serbia yang tinggal di Kosovo pada Sabtu, 27 Mei 2023 meminta Vucic untuk menangguhkan proses dialog yang sedang berlangsung untuk normalisasi hubungan dengan Kosovo.

Dimana pada 2008, kemerdekaannya tidak pernah diakui tetangganya, Serbia.

Uni Eropa (UE) meminta Kosovo dan Serbia untuk mencapai kesepakatan akhir dan menyelesaikan perselisihan untuk maju dalam integrasi mereka ke dalam blok tersebut.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x