Meteor Chelyabinsk yang Jatuh Tahun 2013, Menjadi Awal Penelitian Gelombang Infrasonik di Atmosfer

- 1 Juli 2023, 21:52 WIB
Meteor Chelyabinsk meledak dan jatuh di Rusia pada 15 Februari 2013, ledakannya lebih kuat dari Bom Atom Hiroshima. Peristiwa itu menjadi awal penelitian gelombang infrasonik di atmosfer.
Meteor Chelyabinsk meledak dan jatuh di Rusia pada 15 Februari 2013, ledakannya lebih kuat dari Bom Atom Hiroshima. Peristiwa itu menjadi awal penelitian gelombang infrasonik di atmosfer. /Youtube ScienceCasts/

Pada tahun 2014 disebutkan bahwa sensor telah merekam 26 dampak asteroid skala bom atom menghantam atmosfer bumi sejak tahun 2000.

Profesor Fisika, Ontario Barat Peter Brown Menganalisis data gelombang infrasonik yang dilepaskan ketika Meteor Chelyabinsk memasuki Bumi.

Baca Juga: Kapan Terjadi Hujan Meteor Bootid di Jakarta? Jangan Lewatkan Peristiwa Langka Ini, Catat Tanggalnya

"Asteroid itu berdiameter sekitar 17 meter, dengan beratnya sekitar 10 ribu metrik ton," lapornya.

"Itu menghantam atmosfer Bumi dengan kecepatan 40 ribu mph dan pecah sekitar 12 hingga 15 mil di atas permukaan Bumi. Ledakan dihasilkan setara 470 kiloton TNT," tambahnya.

Sebagai pembanding, bom atom Hiroshima yang diluncurkan hanya menghasilkan 15 hingga 20 kiloton saja. Jauh berbeda dengan ledakan yang dihasilkan meteor itu.

Baca Juga: Mirip Sinar Meteor Meluncur ke Arah Gunung Merapi

"Asteroid yang berubah menjadi meteor tersebut berasal dari sabuk asteroid, sekitar 2,5 kali lebih jauh dari matahari daripada Bumi," ungkap Cooke.

"Itu adalah objek Independen. Fakta bahwa antara Meteor itu dan satelit yang jatuh mencapai Bumi pada hari yang sama," ungkapnya.

"Satu sama lain saling berdekatan, adalah sebuah kebetulan yang nyata," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Sri Hastuti

Sumber: science.nasa.gov


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah