Alasan mengapa negara alami kerugian yang cukup besar adalah karena pengerahan personil keamanan (polisi) yang sangat masif dan mengganggu tugas rutin mereka.
Serta aksi provokatif tersebut terus dilakukan berulang kali, dan semakin masif sejak sembilan bulan terakhir di kedua negara nordic tersebut.
Baca Juga: Pembakaran Al-Quran di Swedia oleh Sayap Kanan! Tuai Kecaman Keras dari Negara dan Tokoh Muslim
Tidak hanya ancaman kerugian di dalam negeri. Kritik yang luas juga datang dari komunitas internasional khususnya negara Muslim.
Hal tersebut mengancam hubungan diplomasi antara Swedia-Denmark dengan negara-negara mayoritas Muslim. Kedua negara tersebut akan terpojokan dalam hubungan kepentingan lain.
Kecaman semakin meluas karena Partai paling kanan di Swedia, Stram Kurs yang dipimpin Rasmus Paludan. Secara terang-terangan juga terlibat dalam kejahatan rasial tersebut.
Baca Juga: Indonesia Panggil Dubes Swedia, atas Aksi Pembakaran Al-Qur'an
Aksi dilakukan sebagian besar di kota Malmo, Norrkoping, Jonkoping dan Stockholm akhir tahun 2022 lalu.
Kondisi tersebut telah mencoreng nama dan citra Swedia-Denmark yang memegang teguh perinsip individual atau kelompok yang bebas berekspresi.
Malah justru mengundang tindakan provokatif dan permusuhan yang bahkan mengancam keamanan Swedia-Denmark sendiri.***