Pandemi Covid-19, Makin Memperparah Kesehatan Jiwa, Hanya 9 Persen yang Ditangani Medik

- 12 Januari 2021, 11:03 WIB
Ilustrasi stres.
Ilustrasi stres. /Pixabay/pedrofigueras/

PRIANGANTIMURNEWS - Dampak pandemi Covid-19 memang sangat beragam. Bukan hanya memporakporandakan perekonomian pendidikan, tapi juga kesehatan jiwa

Penyakit ini datang ketika kondisi kesehatan jiwa sedang kurang menguntungkan dan membuat menjadi semakin parah. 


Demikan diungkapkan pendiri Ruang Empati dr Teddy Hidayat dalam pembukaan Kolaborasi Internasional dalam Workshop Kesehatan Jiwa pada Pandemi Covid-19, Senin (11/1/2021). 

Baca Juga: Agnez Mo, Dewa 19, Melly Goeslaw, dan Lesty Gemparkan Konser Raya 26 Indosiar


Menurut dia, sebelum pandemi gangguan mental emosional di Indonesia 6,1% atau atau 11.315.500 orang menurut Riskesdas Kementerian RI 2018.


"Tetapi yang diobati secara medik hanya 9% atau dengan perkataan lain 91% tidak diobati secara medik," ujar dia seperti dikutip Priangantimurnews dari Pikiran Rakyat Selasa12 Januari 2021.


Setelah 5 bulan pandemi, lanjut dia, survei PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) mendapatkan angka gejala cemas menjadi 65%, depresi 62% dan ptsd (gangguan stress pasca trauma) 75%.

Baca Juga: Polda Jabar Selidiki dari Unsur Pidananya Soal Musibah Longsor Cimanggung

Sementara  survei CESD Unpad setelah 6 bulan pandemik mendapatkan gejala depresi 47%, stres akut dan ptsd  35,51%.


"Kondisi ini dapat menyebabkan disabilitas dan akan menjadi beban serta kendala dalam pemulihan baik kesehatan maupun ekonomi," ujar dia. 


Melalui workshop tersebut, kata dia akan dibahas berbagai isu strategi di bidang kesehatan jiwa. Akreditasi didapat dari Ikatan Dokter Indonesia atau IDI dan Ikatan Psikologi Klinik Indonesia. 

Baca Juga: 5 Resolusi Ini Dapat Mendukung Pertumbuhan Anak


"Workshop diselenggarakan dalam rangka pengabdian, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga  kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa di masa pandemi Covid 19," tutur dia kepada Pikiran Rakyat. 


Workshop menjadi penting karena satu narasumbernya adalah ahli kelas dunia, yang kedua pesertanya akan mendapat pengetahuan dan keterampilan.

Yang ketiga dibahas materi terbaru yang dibutuhkandibutuhkan, keempat menggunakan format online sehingga cakupannya lebih luas dengan biaya lebih murah, dan terakhir membuka peluang untuk kolaborasi. 

Baca Juga: Tak Mampu Bertahan, Ribuan Pelaku UMKM di Purwakarta Belum Tersentuh Bantuan


"Peserta workshop adalah para klinisi, praktisi dan akademisi kesehatan jiwa," kata dia. Adapun pemberi materi selain Teddy, ada Prof Danuta Wasserman President elect for the world psychiatric association (WPA), dr Diah Setia Utami serta dr Jayalangara Tanra dari PDSKJI.


"Tema yang dipilih good mental health for all atau sehat jiwa untuk semua. Narasumber workshop adalah para ahli kelas dunia dari WPA dan World health organization lebih dari 10 negara berlangsung selama 1 bulan mulai dari 11 Januari sampai 11 Februari 2021," ujar dia.


Teddy menambahkan, The Power merupakan prakarsa pemerintah provinsi Jabar UPLkes Provinsi Jabar, Ruang Tengah dan Ruang Empati.

Baca Juga: Hari Ketiga Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Kotak Hitam Belum Ditemukan

Diharapkan workshop dapat jadi jawaban terhadap permasalahan yang ada dan menjadi media peningkatan kompetensi yang membawa Cakrawala lebih baru di bidang kesehatan mental di Jabar.***
(Novianti Nurulliah)

 

 

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah