Network
PRIANGANTIMURNEWS - Gempa bumi hebat dengan magnitudo 5,2 mengguncang kawasan pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu 18 November 2023 pukul 06.34 WIB, menimbulkan aura ketegangan di udara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh kegiatan subduksi lempeng, meresahkan penduduk sekitar.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa yang terletak di laut dengan kedalaman 58 km menandai kejadian yang tergolong gempa dangkal.
Baca Juga: Gempa Bumi Afghanistan Tembus 2053 Angka Kematian, Korban Diperkirakan Terus Bertambah
Berlokasi di koordinat 7,87 Lintang Selatan dan 107,21 Bujur Timur, sekitar 100 km ke arah barat daya Kabupaten Bandung, gempa ini memberikan sensasi getaran yang signifikan.
Daryono dengan nada serius di Jakarta, mengatakan bahwa dengan melihat lokasi episenter serta pada kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini adalah jenis gempa bumi yang ditimbulkan dari aktivitas subduksi lempeng.
Berdasarkan penjabaran mekanisme sumber gempa, Daryono juga menjelaskan bahwa gempa ini mempunyai mekanisme pergerakan naik, memberikan gambaran dramatis tentang kekuatan alam yang menderu di kedalaman laut.
Getaran gempa terasa di sejumlah daerah, termasuk wilayah Garut, Sindangbarang, Ciamis, Pakenjeng, Bungbulang, juga Tasikmalaya, dengan Skala III MMI.
Baca Juga: Di Lumajang Jawa Timur, Gunung Semeru Rabu pagi Mengalami Gempa Erupsi
Rumah-rumah gemetar seolah-olah dihantam oleh truk berat, menimbulkan ketidaknyamanan yang luar biasa.
Kawasan Cianjur, Sukabumi, dan Bandung juga merasakan dampaknya, dengan Skala II-III MMI.
Beberapa orang merasakan getaran, sementara benda-benda ringan bergoyang seolah menjadi tarian alam yang menakjubkan.
Namun, Daryono memberikan sedikit kelegaan dengan menyatakan bahwa hasil pemodelan gempa tersebut tidak menunjukkan potensi tsunami.
Baca Juga: Pasang Bendera Setengah Tiang, Maroko Nyatakan Tiga Hari Berkabung bagi Korban Gempa
Meskipun demikian, dia tidak lupa mengingatkan warga untuk mewaspadai gedung retak atau rusak disebabkan gempa, serta memeriksa kestabilan rumah sebelum kembali ke dalamnya.
Suasana khawatir dan hati-hati mengingat masyarakat, menantikan kestabilan setelah goncangan alam yang menggetarkan bumi Jawa Barat.***
