Dampak Tidur Nyalakan Lampu Berat Badan Bertambah

- 1 Desember 2022, 08:46 WIB
Ilustrasi sedang tidur.
Ilustrasi sedang tidur. /Instagram @mediasehatku

PRIANGANTIMURNEWS - Ternyata menyalakan lampu disaat tidur memberikan dampak pada penambahan berat badan khususnya bagi wanita.

Mungkin bagi yang kurus ingin sekali berat badan menambah. Tetapi sebaliknya ada beberapa wanita yang tidurnya ingin selalu menyalakan lampu dengan alasan takut dengan kegelapan

"Makanya tidak sedikit para wanita yang tidur harus dengan lampu yang menyala."dikutip PRIANGANTIMURNEWS.pikiran-rakyat.com Kamis 31 November 2022.

Baca Juga: Kabar Persib Bandung: Kondisi Terkini Teja Paku Alam, Tim Dokter: Masih Ada Penyakitnya

Tapi, kebiasaan tersebut seringkali dikaitkan dengan penyebab kenaikan berat badan pada wanita.

National Institutes of Health telah melakukan survei dalam studi. JAMA Internal Medicine, menemukan bahwa wanita yang tidur dengan lampu/televisi yang menyala (bukan lampu tidur kecil) 17 persen lebih berisiko mengalami kenaikan berat badan.

Resiko mengalami kenaikan berat badan sampai 5kg/lebih. Mereka pun memiliki risiko 22 persen lebih besar mejadi gemu dan 33 persen menjadi obesitas.

Para peneliti menduga bahwa paparan cahaya ketika tidur bisa mengganggu keseimbangan hormon serta proses biologis dalam tubuh.

Baca Juga: Malu-maluin! Prancis Kalah Oleh Tim Lemah Tunisia, Prancis vs Tunisia 0-1 Piala Dunia 2022

Ini akan meningkatkan seseorang untuk makan dengan porsi berlebih sehingga berat badan bertambah.

Resiko kenaikan berat badan juga memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Faktanya, kemampuan indera perasa untuk mengecap rasa masakan bisa menurun seiring dengan naiknya berat badan.

Sebuah penelitian menyebut bahwa kelebihan berat badan alias obesitas bisa menyebabkan menurunnya reseptor rasa hingga 25 persen.

Alhasil, kondisi ini menyebabkan seseorang cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan, karena ingin bisa kembali merasakan. Kenikmatan dari makanan yang dikonsumsi.

Naiknya berart badan bisa mengakibatkan serangan migrain atau berisiko migrain.

Orang yang mengalami kenaikan berat badan disebut memiliki peluang lebih tinggi mengalami sakit kepala mendadak alias migrain.

Baca Juga: Desember Identik dengan Kegalauan. Ini Alasannya

Meski bukan penyebab langsung migrain, namun kelebihan berat badan bisa menjadi salah satu faktor sakit kepala sering menyerang.

Naik berat badan resiko kolesterol tinggi

Pada dasarnya, tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel sehat.

Tapi, hal itu bisa berubah berbahaya jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi.

Meningkatnya kadar kolesterol jahat dalam tubuh bisa meningkatkan risiko penyakit jantung menyerang.

Ini juga dikaitkan dengan obesitas yang terjadi karena naiknya berat badan.

Sebab, obesitas disebut bisa membuat tubuh mengembangkan kolesterol tinggi dan menumpuknya lemak di pembuluh darah.

Jika terus dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan jantung kekurangan oksigen dan mengurangi aliran darah ke otak, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke

Naik berat badan resiko pada masalah kesuburan

Percaya atau tidak, naiknya berat badan ternyata juga berhubungan dengan tingkat kesuburan.

Baca Juga: PMII Sebut DPRD Kota Tasikmalaya Donasi Koin ke Rakyat

Berat badan yang bertambah disebut-sebut bisa meningkatkan risiko infertilitas, dan membuat seorang wanita mungkin sulit untuk hamil.

Naik berat badan beresiko tidur mendengkur.

Peningkatan berat badan juga menyebabkan seseorang mendengkur saat tidur di malam hari.

Pasalnya, ada banyak bagian tubuh yang mengalami perubahan saat berat badan naik, termasuk area di dekat daerah tenggorokan dan leher.

Kondisi ini bisa menyebabkan penyempitan saluran udara yang akhirnya memicu dengkuran keras saat tidur di malam hari

Naik berat badan beresiko nyeri otot

Kelebihan berat badan juga dikaitkan dengan risiko seseorang kekurangan vitamin D.

Padahal, nutrisi ini sangat dibutuhkan dan penting untuk membantu tubuh dalam menyerap kalsium.

Hal itu juga bisa meningkatkan pertumbuhan tulang dan mencegah nyeri kronis.

Dengan kata lain, kurang asupan vitamin D bisa memicu rasa nyeri di otot dan pertumbuhan tulang terganggu.

Baca Juga: PHRI Pangandaran Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Cianjur, Iwan: Tepat Sasaran

Naik berat badan beresiko perubahan DNA.

Naiknya berat badan disebut bisa memicu terjadinya perubahan pada DNA. Perubahan ini bisa meningkatkan risiko yang sangat berbahaya.

Perubahan DNA karena kenaikan berat badan disebut bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram @mediasehatku


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x